Kemenkeu Akui Insentif Fiskal Saja Tak Cukup untuk Tarik Investor ke RI

Merdeka.com - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara mengakui insentif fiskal tak cukup menarik investor untuk masuk ke Indonesia. Sebab, masih ada berbagai elemen lain yang menjadi pertimbangan untuk menanamkan modal.
"Jadi bukan hanya sekadar insentif pajak saja. Kalau kami di Kemenkeu kita bicara pajak dan insentif pajak kita kasih. Tetapi diingatkan, kasih itu sendirian saja belum tentu orang akan berduyun-duyun masuk," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (6/9).
Menurutnya, ada beberapa pertimbangan investor sebelum membawa modal ke suatu negara. Pertama, terkait kemudahan berbisnis dan juga elemen pendukung seperti ketersediaan infrastruktur.
"Ya apa saja yang dicari orang untuk mau investasi apa? easy of doing business, apa saja faktornya? Infrastruktur, kemudahan izin, lisensi, terus ada listrik atau enggak," jelasnya.
"Kemudian, ada komunikasi atau nggak. Kalau dia membutuhkan ekspor impor, dia butuh dwelling time nya gimana. Semua element di easy of doing business itu penting harus sekaligus," sambungnya.
Faktor lain kata Suahasil adalah, cara perpajakan di suatu negara serta aturan ketenagakerjaan. "Semua faktor itu, seperti ekosistem harus benar. Undang-undang tenaga kerja musti mendukung," jelasnya.
Dia menambahkan, selama ini insentif di Indonesia masih cukup kompetitif jika dibandingkan dengan negara lain. "Insentif kita sih kompetitif, tax holiday kita kompetitif. Nah tentu bukan berarti kita hanya memberikan insentif pajak, kita juga memperbaiki administrasi perpajakan kita," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya