Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemenkeu mulai pelototi dampak tingginya harga minyak dunia pada APBN

Kemenkeu mulai pelototi dampak tingginya harga minyak dunia pada APBN Ilustrasi Migas. shutterstock.com

Merdeka.com - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara mengaku terus mengamati dampak kenaikan harga ICP (Indonesia Crude Price) terhadap Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN).

Untuk diketahui, dalam beberapa waktu terakhir harga ICP telah mencapai USD 65 per barel lebih tinggi dari pada target pemerintah dalam APBN sebesar USD 48 per barel.

"Terkait ICP kita memang melihat harga ICP di akhir Januari, itu sudah di sekitar angka USD 65 per barel. Kita secara khusus terus memperhatikan dampaknya ke APBN," ujar Suahasil di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (20/2).

Namun demikian, Suahasil mengatakan dampak positif kenaikan harga ICP lebih besar dari pada dampak negatifnya. Hal tersebut diyakini mampu mendorong peningkatan penerimaan negara.

"Dampaknya akan ada peningkatan penerimaan negara dari pajak maupun bukan pajak yang berasal dari kegiatan usaha migas (minyak dan migas)," jelasnya.

Sementara dampak negatifnya, potensi peningkatan subsidi dalam APBN dapat terdorong dengan adanya kenaikan tersebut. Besarnya potensi peningkatan subsidi tersebut akan diketahui akhir tahun setelah dilakukan audit.

"Tapi juga ada potensi peningkatan dari subsidi yang ada dalam APBN. Nah, berapa besarnya peningkatan subsidi yang ada dalam APBN tentu menunggu dari hasil audit yang dilakukan di akhir tahun," jelasnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP