Kemenkeu ungkap barang yang paling gampang dan sulit laku saat dilelang

Merdeka.com - Direktur Lelang Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan, Lukman Effendi, menuturkan barang-barang lelang yang berasal dari perbankan sulit laku pada saat acara pelelangan. Menurutnya, barang agunan paling sulit dijual atau daya lakunya rendah. Tapi barang agunan tersebut justru yang sering didapat oleh DJKN.
"Pokoknya barang agunan yang dijaminkan oleh peminjam. Misal saya mau usaha bikin apa, nanti saya jaminkan pabrik saya atau perkebunan, terus saya tidak bisa bayar. Kalau tidak bisa bayar, kan harus dieksekusi oleh bank. Nah, barang jaminan itu yang dijual ke kita," katanya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (26/2).
Lukman menyebutkan, daya laku barang jaminan dan barang yang pailit hanya bisa memperoleh keuntungan sebesar 13 persen. "Daya lakunya cuma 13 persen dan balik ke orangnya, kemudian lelang ulang lagi," ujarnya.
Sementara, barang yang paling laku ialah harta sitaan negara dari tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). "Barang sitaan dari KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan Kejaksaan Agung paling banyak pembelinya malahan," katanya.
Selama perjalanan kegiatan lelang, keuntungan besar yang dirasakan oleh DJKN baru terjadi semenjak 2016. Kegiatan lelang pun terus dibenahi, terutama dari sisi sistem pelelangan.
"Maka ada kita panggil juga asosiasi kurator agar mereka mau serius lelang. Jangan kebanyakan cek harga, setelah harga memenuhi syarat boleh dijual sendiri. Kan itu dibolehkan oleh kurator. Nah, ini yang kita benahi, perbankan tadi kita benahi juga, untuk harus memasarkan," ucapnya.
Dalam 2 tahun terakhir DJKN telah menikmati keuntungan sebesar Rp 3 triliun tiap tahunnya dari pelaksanaan kegiatan lelang. "Pokoknya selama 2 tahun ini perkembangannya luar biasa seperti saya sampaikan tadi, kenaikan kita Rp 3 triliun tiap tahun sejak 2016 untuk semua yang dilelang," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya