Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kesulitan kumpulkan data e-commerce, ini alasan BPS

Kesulitan kumpulkan data e-commerce, ini alasan BPS Kepala BPS Suhariyanto. ©2017 Merdeka.com/Saugy Riyandi

Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) berencana mengumpulkan serta merilis data perdagangan daring atau e-commerce. Data tersebut direncanakan sudah dipublikasikan pada Februari 2018 kemarin. Namun, sampai kini data tersebut tak kunjung keluar.

Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto, mengakui bahwa pihaknya kesulitan mengumpulkan data-data tersebut. Hal ini dikarenakan ada pelaku e-commerce yang masih enggan menyerahkan datanya.

"Jadi nampaknya kami masih butuh usaha yang cukup banyak untuk mendapatkan data lengkap," kata dia saat ditemui di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Kamis (23/8).

Dia mengatakan sejauh ini pihaknya baru menerima data dari pelaku e-commerce berskala besar. "Selama ini, gambaran besarnya kami dapat dari pelaku-pelaku e-commerce yang utama. Kita tahu komoditas yang paling sering dibeli lewat online, tapi besaran totalnya kita memang belum bisa memberinya," jelas dia.

Selain pelaku e-commerce yang enggan memberi data, BPS juga harus berhadapan dengan jamaknya pelaku e-commerce informal alias mereka yang berjualan lewat media sosial, serupa Facebook dan Instagram.

"Mereka memang harus ditingkatkan kesadarannya bahwa ini penting untuk ekonomi kita," jelas dia.

Atas dasar kendala inilah, BPS harus mengulur waktu untuk merilis data perdagangan e-commerce. Dia bahkan enggan menentukan target waktu penyelesaian data tersebut. "Saya tidak bisa janji ya. Memang ini butuh usaha yang lebih besar," tandasnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP