Kisah sukses Hari Darmawan, pengusaha ulet pendiri Matahari Department Store

Merdeka.com - Hari Darmawan, pendiri Matahari Department Store, ditemukan meninggal di pinggir Sungai Ciliwung, Desa Leuwimalang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Selain Matahari Department Store, Hari Darmawan juga merupakan pendiri tempat wisata bernama Taman Wisata Matahari di Cisarua, Bogor.
Kisah bisnis pria kelahiran Makassar 27 Mei 1940 ini cukup berliku hingga mampu mendirikan Matahari Department Store. Lahir dari keluarga pengusaha produk pertanian, Hari harus melihat usaha keluarganya bangkrut pada usia lima tahun.
Kemudian orangtuanya kembali membangun usaha dari nol. Maka dari itu, sejak usia dini dia sudah terlatih untuk kerja keras, tekun, dan pantang menyerah saat berdagang. Usai lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), Hari Darmawan merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan.
Kemudian dia bertemu jodohnya, Anna Janti, yang merupakan putri dari pemilik "Mickey Mouse", toko serba ada berukuran kecil di Pasar Baru. Pada saat itu, Pasar Baru merupakan distrik perbelanjaan terkenal di Jakarta.
Hari pun berjuang untuk mengembangkan bakat usahanya usai membeli toko serba ada milik mertuanya tersebut. Hari mampu mengelola toko itu hingga berkembang pesat. Pada 1968, dia mendapatkan kesempatan untuk memperluas usaha.
Dia membeli toko serba ada di Pasar Baru bernama Toko De Zon, yang artinya The Sun atau Matahari. Hari mengganti nama toko itu menjadi Matahari. Hari membeli toko itu lantaran pemilik De Zion yang merupakan pesaingnya sedang kesulitan keuangan.
Dia membuka gerai pertama Matahari pada 24 Oktober 1956. Gerai tersebut di gedung dua lantai seluas 150 meter persegi di Pasar Baru, Jakarta. Pada 1980-an, Matahari membuka cabang-cabangnya di hampir semua kota besar di Indonesia.
Toko tersebut terkenal sebagai toko jaringan ritel terbesar di Indonesia. Hari memiliki strategis bisnis yang baik. Dia memajang produk dengan lengkap, sehingga konsumen datang ke tokonya dan memilih barang yang mereka suka dengan kualitas terbaik.
Dengan konsep penjualan itu, gerai Matahari milik Hari Darmawan mampu meraih banyak pelanggan tetap. Usaha Matahari kemudian berkembang. Matahari Department Store sebagai toko serba ada merupakan gerai modern dan tanpa saingan pada 1990-an.
Pada saat itu Matahari Department Store memiliki masa keemasan. Apalagi dengan pembangunan mal di Jakarta yang begitu masif. Tak hanya itu, Hari Darmawan juga membuka arena bermain Timezone. Dia mampu meraih konsumen dengan konsep sebuah area bermain, sehingga orangtua dan anaknya dapat menikmati area bermain tersebut.
Dengan berjalannya waktu, Hari Darmawan juga menghadapi banyak pesaing. Dia pun aktif mencari pendanaan untuk investasi membuka gerai baru Matahari Department Store di berbagai pusat perbelanjaan yang baru dibangun.
Hari Darmawan kemudian menjual sejumlah sahamnya di lantai bursa. Dia mendapatkan dana Rp 400 miliar. Namun, dana itu tidak cukup untuk membangun 1.000 gerai baru. Saat itu Matahari Departmen Store juga punya saingan berat dari Wal-Mart sebuah perusahaan ritel dari Amerika Serikat yang dikendalikan Grup Lippo.
Hari Darmawan pun makin ekspansif dengan mendirikan gerai lainnya, yaitu Mega Matahari. Pada 1996, Matahari Department Store berada di puncak emas. Akan tetapi, krisis moneter 1997 membuat bisnis Hari Darmawan lesu.
Oleh karena itu, dia setuju menjual sebagian besar saham Matahari Department Store ke James Riady melalui grup Lippo. Setelah melepaskan usahanya, Hari Darmawan membuka perusahaan kembali yang dinamakan pasar swalayan hari-hari. Hari Darmawan kemudian memutuskan tinggal di kawasan Cisarua, Bogor. Pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia ini memilih menjadi sosial enterpreneur.
Reporter: Agustina Melani
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya