Kisah Sukses Ilham Fauzi, Sejak Kecil Tertindas Sudah Besar Sukses jadi Pengusaha
Kerasnya hidup harus dijalani Ilham ketika dia tidak naik kelas selama dua tahun berturut-turut.
Kerasnya hidup harus dijalani Ilham ketika dia tidak naik kelas selama dua tahun berturut-turut.
Kisah Sukses Ilham Fauzi, Sejak Kecil Tertindas Sudah Besar Sukses jadi Pengusaha
Sejak Kecil Tertindas Sudah Besar Sukses jadi Pengusaha
Perjalanan hidup Ilham Fauzi sejak kecil tidak mudah. Terlahir dari keluarga miskin dan pernah tinggal kelas saat sekolah membuat Ilham kerap dirundung (bully).
Karena itu, Ilham Fauzi bertekad menjadi pengusaha ulung. Kegigihannya untuk menjadi pengusaha akhirnya berbuah manis melalui susu.
Dalam wawancara yang diunggah akun YouTube Pecah Telur, Ilham menjelaskan alasan dia memilih susu sebagai komoditas utama bisnisnya. Itu karena sejak kecil dia sangat jarang minum susu.
Ekonomi keluarganya tidak cukup sejahtera untuk membeli susu. Ibu dan bapak Ilham sebatas pedagang sayur keliling.
Kerasnya hidup harus dijalani Ilham ketika dia tidak naik kelas selama dua tahun berturut-turut.
"SD saya enggak naik 2 tahun. Tahun pertama, saya enggak naik, kemudian pindah sekolah enggak naik lagi. Akhirnya 2 tahun kan gagal, tahun ketiga baru saya naik kelas," cerita Ilham, dikutip Jumat (15/9).
Tak ingin terus mendapatkan hinaan karena tidak naik kelas,
Ilham berusaha keras masuk ke Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tak tanggung dia berusaha masuk sekolah favorit di Kediri, Jawa Timur.
Usaha Ilham berhasil, dia masuk ke 40 besar siswa yang lolos di SMP favorit tersebut.
Di lingkungan sekolah yang baik, wawasan Ilham semakin luas.
Cita-cita Ilham menjadi pengusaha sukses juga semakin mantap.
merdeka.com
Dia gigih untuk bisa menyelesaikan pendidikannya hingga ke perguruan tinggi. Meski masa berat harus dilalui Ilham ketika sang ayah meninggal dunia saat dia masih duduk di bangku SMP.
Ilham terus bangkit, hingga akhirnya saat menjelang kelulusan SMA, dia diterima di Universitas Brawijaya melalui beasiswa.
Sebelum merintis usaha susu, dia pernah membangun bisnis kuliner seperti abon lele, rambak lele dan sebagainya.
Namun, usaha tersebut bangkrut. Ilham terus mencari upaya agar bisa tetap berdagang.
"Saya pengen usaha karena enggak ada pilihan lain," kata dia.
Ilham kemudian memilih susu karena di tempatnya tinggal, stok susu sangat melimpah.
Bahkan ratusan ton susu sapi dapat diproduksi. Namun susu tersebut dikelola oleh pabrik.
Ilham kemudian bertekad menjadi pebisnis susu.Namun, tantangannya banyak masyarakat kurang minat mengonsumsi susu karena rasanya yang bikin mual dan bau amis pada susu.
Bermodal ilmu yang dia dapatkan selama kuliah, dia mencari peternak sapi dengan kualitas susu terbaik dari penyuplai pakan yang terbaik.
Kemudian, Ilham mengedukasi peternak sapi untuk menghasilkan susu sapi yang berkualitas.
Di tahun 2013, Ilham mulai berjualan susu racikan menggunakan gerobak. Dia berjualan di pagi hari di sela waktu kuliah. Pelan namun pasti usaha susu racikan Ilham mulai berkembang.
Satu tahun kemudian, Ilham mencoba untuk mengembangkan sayapnya dalam bidang usaha minuman susu racik dengan membuka lima cabang di Kota Malang.
Ujian kembali menerpa Ilham ketika modal untuk membuka warung Mak Tam, hilang. Mak Tam merupakan wujud keberhasilan Ilham dalam mengembangkan bisnis kuliner.
Karena tidak ada jalan lain, Ilham akhirnya menggadaikan laptopnya untuk modal mendirikan Mak Tam.
"Itu utang saya pertama membangun usaha, karena saya bertekad tidak mau utang. Sejarah saya sudah banyak utang, saya lahir saja orangtua saya utang," kata Ilham.
Meski dengan utang, Ilham saat ini berhasil memiliki dua outlet warung Mak Tam sebagai legacy bisnisnya. Outlet pertama berada di Kediri, outlet kedua berada di Nganjuk.
Kegigihan untuk terus berinovasi dan menjaga kualitas bahan terbaik dalam olahannya adalah modal utama yang ditanamkan oleh Ilham.
Dia bahkan berhasil mengembangkan varian kuliner selain susu yaitu gelato, bakmi, mi ayam ramen, mi ayam rempah, dimsum, siomay, gelato.
Prinsip yang sangat dipegang teguh Ilham dalam menjalankan bisnis kuliner yaitu cita rasa dan pelayanan optimal.
Untuk itu, di Mak Tam tersedia kasir yang berbeda sesuai menu pilihan yang diinginkan pengunjung.
"Orang kalau lapar kemudian datang pelayanannya lama karena semua kasir jadi satu. Kemudian rasanya kurang enak, itu pasti akan emosi, karena bisnis kuliner itu memainkan rasa,"
kata Ilham mengakhiri.