KPPU Terima Laporan Dugaan Predatory Pricing yang Dilakukan Semen China

Merdeka.com - Perwakilan Serikat Pekerja Semen Padang bersama Pengusaha Andre Rosiade secara resmi dugaan praktik predatory pricing atau perang harga yang dilakukan oleh semen China di Indonesia ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
Predatory pricing adalah salah satu bentuk strategi yang dilakukan oleh pelaku usaha dalam menjual produk dengan harga yang sangat rendah, di mana tujuan utamanya untuk menyingkirkan pelaku usaha pesaing dari pasar dan juga mencegah pelaku usaha yang berpotensi menjadi pesaing untuk masuk ke dalam pasar yang sama.
Komisioner KPPU, Guntur Saragih menegaskan akan memproses laporan tersebut. "Tentu kami terima semua laporan dan kami perlakukan sesuai peraturan yang ada. Masih diklarifikasi, namun hasilnya belum muncul," ungkap Guntur di Jakarta, Senin (26/8).
Sebelumnya, Andre mengatakan bahwa saat ini industri semen RI sedang dalam kondisi oversupply karena pasokan semen lebih besar dibandingkan permintaan pasar semen domestik. Hal ini menyebabkan pabrik-pabrik semen lokal membatasi kapasitas produksinya dikisaran 65 persen.
Di saat kondisi oversupply terus berlanjut sangat mungkin produsen akan memainkan harga jual yang sangat rendah sehingga berpotensi mematikan pesaing lainnya.
"Dalam jangka pendek, rendahnya harga semen akan menguntungkan bagi masyarakat, akan tetapi dalam jangka panjang ketika kondisi monopoli terjadi justru konsumen akan dirugikan," tambah Andre.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya