Kredivo Luncurkan Generasi Jempolan, OJK Nilai Akan Tingkatkan Perlindungan Konsumen

Merdeka.com - Kredivo, salah satu perusahaan pembiayaan berbasis digital, meluncurkan gerakan literasi keuangan digital 'Generasi Jempolan'. Gerakan ini mengajak generasi milenial untuk tidak hanya menjadi generasi yang paham terhadap teknologi saja, namun juga menjadi generasi yang paham tentang keuangan, sehingga diharapkan mampu untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Direktur Group Inovasi Keuangan Digital Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dino Milano, menilai gerakan tersebut bisa mendukung anak muda untuk bisa lebih produktif dalam berkarya karena telah memahami terkait sektor keuangan.
"OJK akan mendukung dalam pengembangan keuangan digital. Dengan diluncurkannya 'Generasi Jempolan' maka Kredivo turut memberikan dukungan kepada generasi muda agar bisa berkarya dengan bergerak secara positif," ujar Dino dalam acara peluncuran 'Generasi Jempolan' Kredivo, Rabu (4/11).
Menurutnya, di tengah perubahan gaya hidup yang beralih ke digital, selain perlu memiliki layanan keuangan yang mudah, murah dan cepat, Indonesia perlu meningkatkan literasi keuangan. Sebab, perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan harus dijaga. "Literasi dibutuhkan agar kita bisa menghindarkan risiko-risiko dalam bertransaksi di ranah digital," ujarnya.
Dino yakin, generasi muda bisa menjawab tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini, yakni bagaimana menggunakan teknologi keuangan secara sehat dan bijak. Sebab, dia melihat, para inovator muda yang bergerak di bidang industri ekonomi kreatif ini telah berpikir secara praktis, mudah, cepat dan handal.
"Bonus demografi Indonesia dari generasi milenial berpotensi menggerakkan roda perekonomian secara nasional, serta mampu membangkitkan ekonomi di tengah situasi yang penuh tantangan ini," ujarnya.
Angka Transaksi Online Indonesia Tinggi
Senada dengan Dino, Peneliti Institute of Economic and Development (INDEF) Bhima Yudhistira, menyatakan bahwa ini saat yang tepat untuk meningkatkan Indeks Literasi Keuangan Indonesia dengan menggerakan generasi muda. Sebab, kata Bhima, sebanyak 90 juta generasi milenial di Indonesia telah terbukti meningkatkan angka transaksi online. Bahkan, persentasenya lebih tinggi dari rata-rata dunia.
"Berdasarkan data We Are Social per Juli 2020, ada lonjakan transaksi secara online sebesar 31 persen. Indonesia ada di urutan 8 teratas dunia. Di urutan pertama ada Argentina 47 persen. Kita di atas India yang hanya 28 persen dan China yang hanya 24 persen," ujar Bhima
Bhima melihat, tingginya angka transaksi online setiap negara tidak bergantung pada tingginya jumlah penduduk. Tidak tergantung juga dengan jumlah pengguna internet di setiap negara tersebut. Selain itu, tidak bergantung pula pada angka 'share e-commerce'. Sebab, persentase 'share e-commerce' Indonesia masih lima persen. Di bawah India yang sudah enam persen.
Sementara itu, jumlah pengguna internet di Indonesia masih di bawah China dan India. China sebanyak 854 juta orang, India 560 juta, dan Indonesia 171,2 juta. Sehingga menurutnya, tingginya angka transaksi online di Indonesia perlu diiringi dengan literasi keuangan yang baik untuk meminimalisir risiko-risiko yang akan terjadi.
"Situasi sekarang ini akhirnya masyarakat dari berbagai golongan usia telah memanfaatkan ekonomi digital, kalau nggak ekonomi kita sulit untuk bertahan. Jadi perlu literasi, gerakan 'Generasi Jempolan' Kredivo ini sudah baik tujuannya," kata Bhima.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya