Libur Natal, penjaja tikar di Ragunan bisa bawa pulang Rp 200.000 per hari
Merdeka.com - Momen libur panjang paling ditunggu oleh setiap orang. Sebab, momen ini biasa dimanfaatkan untuk berkumpul dan rekreasi bersama keluarga.
Banyak tempat rekreasi atau wisata yang bisa dikunjungi setiap musim liburan. Salah satunya Taman Margasatwa Ragunan di wilayah DKI Jakarta, yang masih jadi tempat liburan favorit keluarga.
Pada liburan panjang seperti saat ini, pengunjung lebih ramai dibanding dengan akhir pekan biasa. Hal itu pun dirasakan oleh para penjual tikar di tempat tersebut, salah satunya Suparti (50).
-
Kenapa pedagang Solo merasakan keuntungan? Selain itu, kemenangan Timnas atas Turkmenistan ini juga menjadi berkah bagi para pedagang yang berjualan di Stadion Manahan Solo dan sekitarnya.
-
Kenapa pedagang takjil senang berjualan? Cuan yang dikantongi dari berdagang Takjil menggiurkan lho ..
-
Kenapa penting liburan hemat di Sumut? Liburan hemat merupakan tujuan yang diinginkan banyak orang agar dapat menikmati waktu berlibur tanpa memberatkan keuangan.
-
Apa yang meningkat penjualannya menjelang Lebaran? Menjelang Hari Raya Idulfitri, penjualan pernak-pernik bernuansa Islami mengalami peningkatan sekitar 20-30 persen.
-
Bagaimana pendapatan porter di Pasar Tanah Abang? Bermodal troli, mereka menarik maupun mendorong barang-barang yang diantar Besar kecilnya pendapatan mereka bergantung jumlah pengunjung yang menggunakan jasanya
-
Bagaimana pendapatan Sidik Eduard dari jualan cilok? 'Kalau ngomongin sinetron lebih gede pasti, ftv pun juga saya akui, tapi kalau jualan ini yang saya seneng ini cash tiap hari biar pun pait-paitnya cuma Rp 30-50 ribu untungnya,' ungkap Sidik Eduard.
Menurut dia, pendapatannya bisa mencapai berlipat-lipat jika pada masa liburan. Dalam sehari Suparti membawa sekitar 50 tikar dibanderol Rp 10.000.
"Kalau hari biasa paling dapat Rp 50.000. Kalau ramai kaya gini bisa Rp 200.000 atau lebih sehari. Tapi ini juga sudah kejual 40 tikar dari jam 08.00 WIB," katanya ditemui di Ragunan, Jakarta, Senin (25/12).
Meski begitu, Suparti sedikit menyayangkan kebijakan yang diterapkan setahun belakangan. Para penjual tikar tidak diperkenankan setiap hari berjualan di dalam kebun binatang.
Dia bersama rekan-rekannya yang seprofesi, hanya sebulan sekali diperbolehkan menjual di dalam Ragunan. "Sekarang kan tidak boleh setiap hari. Cuma hari-hari gede doang. Paling sebulan sekali. Ini kan sekarang dibagi kelompok dan kita udah terdaftar pakai ginian (ID). Makanya kan kadang saya jualan di luar pintu masuk aja," terangnya.
Selain itu, katanya, tikar tersebut disediakan dari koperasi Ragunan yang kemudian dia jual kepada pengunjung. Sebelum ada aturan itu tikarnya dibeli dari luar.
"Kalau tikarnya ngambil dari koperasi Rp 5.000, kita jual Rp 10.000. Tapi kadang kalau mau cepat abis Rp 15.000 dua," ucap Suparti.
Hal sama juga diungkap oleh Marni (48). Pendapatan hari libur seperti Natal ini lebih besar dibanding dengan hari biasanya. Menurutnya, kalau hari biasa terkadang hanya terjual 3 tikar.
"Ya tergantung rezeki lah kalau hari biasa. Apalagi sekarang tidak boleh setiap hari," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pedagang bunga mengklaim bahwa tidak menaikkan harga bunga karena khawatir dagangannya tidak laku.
Baca SelengkapnyaMeski Lebaran masih 3 pekan lagi, permintaan kue kering meningkat 100 persen.
Baca SelengkapnyaBerwisata ke Bali tidak dapat dilakukan setiap hari sehingga momentum ini ingin dimanfaatkan dengan baik.
Baca SelengkapnyaPengguna jasa permak pakaian meningkat 2-3 kali lipat dibanding hari biasa.
Baca SelengkapnyaPinang ini dijual dan akan digunakan dalam acara perayaan kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaSeorang pedagang bedug di kawasan Tanah Abang mengungkapkan bahwa dia mendapatkan pesanan sebanyak 100 bedug.
Baca SelengkapnyaMudik lebaran menjadi berkah bagi para porter atau kuli angku barang penumpang kereta di Pasar Senen.
Baca SelengkapnyaMomen haru kakek penjual jagung yang sepi pembeli. Bahagia saat dagangannya dibeli.
Baca SelengkapnyaOmzet yang didapat pada momen Iduladha naik lebih dari 100 persen.
Baca Selengkapnya