Lumpur Lapindo Mengandung Potensi Mineral Lain, Ini Manfaatnya
Merdeka.com - Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menilai, Indonesia masih banyak menyimpan harta karun mineral yang belum tereksplorasi di Lumpur Lapindo. Baru-baru ini, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menemukan kandungan logam tanah jarang (LTJ) di lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.
"Saya yakin kita masih menyimpan banyak potensi sumber daya alam yang lain, mengingat kita ini negara yang kaya akan sumber daya alam," ujar Mamit kepada Liputan6.com, Minggu (30/1).
Selain logam tanah jarang, lumpur Lapindo juga mengandung logam lainnya yang disebut critical raw material. Namun, temuan awal di Lumpur Lapindo masih terlalu mentah. Diperlukan kajian lebih mendalam agar bisa menemukan manfaat bisnis dari harta karun tersebut.
-
Dimana sumber daya mineral ditemukan? Survei baru yang dilaksanakan The Nippon Foundation bekerja sama dengan Universitas Tokyo menemukan bahwa dasar laut di sekitar pulau Minami-Tori-shima menampung sekitar 610.000 metrik ton kobalt dan 740.000 metrik ton nikel.
-
Dimana sumber daya alam di Indonesia? Sumber Daya Alam di Indonesia sangat beragam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
-
Apa yang ditemukan di pertambangan batu bara? Penambang menemukan kapal Romawi kuno di pertambangan batu bara terbuka yang luas di Kostolac, Serbia.
-
Siapa yang menemukan tambang batu bara di Sawahlunto? Doen Penyelidikan Terkuaknya potensi tambang batu bara di Sawahlunto ini bermula dari seorang ahli geologi Belanda bernama Willem Hendrik de Greve yang ditunjuk oleh pemerintah Hindia Belanda untuk menyelidiki keberadaan batu bara di kawasan tersebut.
-
Di mana lokasi tambang timah terbesar di Asia Tenggara? Bukan di Luar Negeri, Tambang Timah Terbesar di Asia Tenggara Dulunya Ada di Belitung Siapa sangka jika tambang timah terbuka (open pit) terbesar di Asia Tenggara ternyata berada di Bangka Belitung.
-
Dimana harta karun emas ditemukan? Erlend Bore, 51 tahun, menggali sembilan liontin emas berukir, sepuluh mutiara emas, dan tiga cincin emas, semuanya berasal dari abad ke-6 M di Pulau Rennesoy.
Dia mengingatkan, penelitian akan hal itu harus ditopang teknologi memadai, sehingga bisa diolah dan punya nilai keekonomian. Jika itu bisa tercapai, dia pun yakin potensi besar akan didapat.
"Setiap daerah saya kira punya potensi sendiri. Bangka Belitung merupakan daerah yang punya potensi LTJ besar setelah sebelumnya timah," kata Mamit.
Menurut penjelasannya, logam tanah jarang merupakan kumpulan 17 unsur kimia pada tabel periodik, terutama 15 lantanida ditambah skandium dan yttrium. Keduanya dianggap sebagai logam langka karena sering ditemukan pada deposit-deposit bijih lantanida, dan memiliki karakteristik kimia yang mirip dengan lantanida.
Mamit mengatakan, meskipun namanya logam langka, tapi jumlahnya cukup melimpah di kerak bumi, dengan serium sebagai unsur paling melimpah ke-25 dengan 68 bagian per juta (mirip tembaga).
"Meski begitu, karena karakteristik geokimianya, logam langka ditemukan pada kondisi sangat tersebar dan sedikit ditemukan dalam jumlah yang banyak, sehingga nilai ekonominya kecil. Sumber-sumber deposit logam langka yang banyak dan bernilai ekonomis biasanya menyatu menjadi mineral tanah jarang," dia menambahkan.
Adapun mineral pertama yang ditemukan adalah gadolinit, senyawa kimia yang tersusun dari serium, yttrium, besi, silikon, dan unsur lainnya. Mineral ini diekstrak dari sebuah tambang di desa Ytterby, Swedia.
Manfaat paling utama, yakni bisa digunakan sebagai bahan baku dari berbagai peralatan yang membutuhkan teknologi modern saat ini. "Contohnya sebagai bahan baku untuk baterai, telepon seluler, komputer, industri elektronika, solar panel, bisa juga untuk baterai kendaraan listrik," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Luhut menuturkan Indonesia memiliki potensi migas yang besar tidak hanya di darat, tetapi hingga ke lautan
Baca SelengkapnyaMetso juga telah mendapatkan pesanan ulang untuk teknologi filtrasi tailing yang berkelanjutan pada proyek tambang nikel laterit baru Zhejiang Huayou Cobalt Co.
Baca SelengkapnyaTemuan baru migas di lokasi ini lebih banyak berbentuk gas kondensat.
Baca SelengkapnyaIndonesia juga menyimpan harta karun berupa potensi energi baru dan terbarukan (EBT) bagi pengembangan ekonomi hijau.
Baca SelengkapnyaBadan Geologi melakukan survei untuk mengetahui keberadaan hidrogen alami di Pulau Sulawesi bagian timur,
Baca SelengkapnyaIndonesia barat masih menyimpan sejumlah harta karun minyak dan gas bumi (migas) yang bisa dieksplorasi.
Baca SelengkapnyaPermintaan baterai lithium ion diperkirakan akan meningkat lantaran meroketnya kebutuhan akan kendaraan listrik dan penyimpanan energi.
Baca SelengkapnyaESDM mencatat, total cadangan timah dunia sebanyak 4,74 juta ton logam pada 2019 lalu.
Baca SelengkapnyaUpaya hilirisasi bakal terkesan percuma jika pelaku pertambangan tidak menerapkan good mining practice dalam pengoperasiannya.
Baca SelengkapnyaDia disebut tidak mengetahui potensi kekayaan alam di wilayah yang dipimpinnya itu.
Baca SelengkapnyaIndonesia sebenarnya punya potensi untuk mengembangkan nikel dan LFP di industri hilir.
Baca SelengkapnyaPHE berkomitmen untuk mendukung ketahanan energi nasional.
Baca Selengkapnya