Mahasiswa protes banyak lahan pertanian beralih jadi infrastruktur

Merdeka.com - Aliansi Dewan Mahasiswa (Dema) fakultas pertanian se-Yogyakarta dan Jawa Tengah meminta agar pemerintah mempertahankan lahan pertanian produktif, bukan mengalihfungsikan lahan tersebut dengan mendirikan bangunan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), telah terjadi penyusutan sebesar lima juta rumah tangga yang berprofesi sebagai petani dalam kurun 10 tahun (2003-2013). Salah satu penyebabnya adalah pengalihan lahan pertanian produktif menjadi infrastruktur negara.
"Hari agraria atau hari tani nasional yang disahkan oleh presiden Soekarno, beriringan lahirnya UUPA 1960. Di mana telah diamanatkan bahwa tanah seyogyanya digunakan untuk kesejahteraan dan ketahanan pangan nasional," ujar Koordinator Dema Hafid Riyan Saputra, Sabtu (24/9).
Salah satu mahasiswa UGM, Dimas Tri Asmara mengatakan di Yogyakarta sendiri, banyak lahan pertanian produktif terancam mengalami peralihan lahan. Contohnya, fenomena rencana pembangunan tambang pasir besi, resort, dan bandara yang mengancam lahan pertanian produktif di sepanjang Pesisir Pantai Selatan Yogyakarta.
Sayangnya, Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta justru seolah membiarkan alih fungsi lahan tersebut terjadi.
"Indonesia itu bukan Singapura. Kita itu sejak nenek moyang sudah menjadi negara agraris. Jangan beralih menjadi industri. Lagian industri itu yang untung pemodal. Rakyat hanya jadi kacung," jelas Dimas.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya