Maret, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat

Merdeka.com - Bank Indonesia mencatat nilai tukar Rupiah bergerak menguat pada Maret 2017, selama Triwulan I-2017 rupiah mengalami apresiasi sebesar 1,09 persen (ytd) menjadi Rp 13.326 per dolar AS.
"Hal ini ditopang stabilitas makroekonomi yang terjaga dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian Indonesia serta risiko global yang berkurang," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara di kantor BI, Jakarta, Kamis (20/4).
Tirta menjelaskan penguatan Rupiah terhadap Dolar AS didukung oleh aliran modal asing yang terus meningkat sejalan dengan prospek investasi pada aset domestik yang menarik bagi investor asing serta membaiknya faktor global.
"Aliran dana asing yang masuk tersebut terutama dalam bentuk pembelian saham dan Surat Utang Negara. Ke depan, Bank Indonesia akan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi untuk mendorong nilai tukar sesuai dengan nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar," jelasnya.
Sementara itu, untuk Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Maret 2017 mencatat deflasi. Hal ini disebabkan pasokan bahan makanan yang meningkat. IHK mengalami deflasi sebesar 0,02 persen (mtm), menurun dari inflasi sebesar 0,23 persen pada bulan sebelumnya.
"Deflasi IHK terutama disumbang oleh komponen bahan makanan bergejolak (volatile food) seiring dengan mellmpahnya pasokan terkait panen beberapa komoditas pangan. Selain ltu, terkendalinya harga didukung oleh lnflasi inti yang tercatat sebesar 0,1 persen (mtm), Iebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 0,37. Untuk lnflasi administered prices menurun terutama akibat deflasi tarif angkutan udara yang dapat mengurangi dampak kenalkan tarif listrik," jelasnya.
Untuk menjaga sasaran inflasi 4 plus minus 1 persen dapat tercapai, BI akan bekerja sama dengan pemerintah terkait kebijakan pengendali inflasi. "Perlu terus diperkuat terutama dalam menghadapi sejumlah risiko terkait penyesuaian administered prices sejalan dengan kebljakan lanjutan reformasl subsidi energi oleh Pemerintah dan risiko kenaikan harga volatile food menjelang bulan puasa," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya