Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menengok dampak positif ekspor langsung Pelindo IV ke 45 negara

Menengok dampak positif ekspor langsung Pelindo IV ke 45 negara Pelabuhan. ©2013 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Program PT Pelabuhan Indonesia IV membangun konektivitas di kawasan Timur Indonesia (KTI) dan melaksanakan ekspor langsung dari Pelabuhan Makassar ke 45 negara kini membuahkan hasil. Pada Ramadan kemarin, Provinsi Sulawesi Selatan mengalami deflasi, di mana salah satu faktor pendukungnya adalah konektivitas.

Direktur Utama Pelindo IV, Doso Agung mengatakan, sebelumnya untuk melaksanakan ekspor, pengusaha harus lewat Surabaya dan Semarang. Ini mengakibatkan biaya tinggi karena barang berkali-kali dibongkar muat turun naik kapal, dan terjadi antrean kapal serta jarak tempuh menjadi lama sebab harus singgah ke beberapa pelabuhan akibatnya dwelling time tinggi.

"Awalya Pelindo IV melakukan pengiriman perdana ekspor langsung sebanyak 30 kontainer namun kini sudah mampu mengekspor lebih 500 kontainer melalui Pelabuhan Makassar ke 45 negara," ucap Doso dalam acara misi dagang dikutip keterangannya di Jakarta, Senin (31/7).

Dengan direct call, biaya logistik dari dan ke kawasan timur Indonesia kini lebih hemat sekitar 40 persen. Selain itu, barang kebutuhan juga jadi cepat diterima oleh masyarakat karena adanya angkutan langsung ke daerah tujuan KTI.

"Bagi kami ingin menciptakan bagaimana agar harga barang itu tidak terjadi disparitas, tidak terjadi dengan wilayah lainnya, serta antara Barat dan Timur tidak lagi terjadi kesenjangan yang begitu lebar," ungkap Doso

Namun yang menjadi masalah saat ini, menurut Doso adalah bagaimana konsolidasi muatan di Timur Indonesia. Dia mengibaratkan anak sekolah tidak bisa dari SD langsung ke S1 atau S2, tapi bertahap ke SMP, SMA dulu.

"Sama dengan yang kami lakukan sekarang untuk ekspor langsung dari Timur Indonesia tidak bisa langsung dari daerah masing-masing seperti Ambon, Maluku tapi kita kumpulkan dibawa ke Makassar dulu bertahap. Nanti bila sudah lancar baru bisa dilepas langsung dari daerah masing-masing," katanya.

Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo saat membuka acara misi dagang dan pameran produk/komoditi unggulan di Maluku mengatakan, inflasi biasanya terjadi di daerahnya setiap menjelang Lebaran. Tapi, tahun ini malah mengalami deflasi karena adanya konektivitas.

Konektivitas domestik di semua pelabuhan yang ada di Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang telah dilakukan Pelindo IV katanya bertujuan untuk memudahkan masyarakat di wilayah ini mendapatkan barang kebutuhannya dengan harga yang tidak terlalu tinggi.

"Dengan konektivitas yang telah dilakukan oleh Pelindo IV tidak ada lagi pengusaha di Sulawesi Selatan melakukan ekspor dan impor dari pulau Jawa," katanya.

Sementara itu, Ketua panitia penyelenggara misi dagang dan pameran produk/komoditi unggulan Sulawesi Selatan Ambon-Maluku, Hadi Basalamah mengatakan, dengan diadakannya kegiatan misi dagang tersebut antara lain dapat menekan disparitas harga, membangun struktur perdagangan, mempertemukan.pelaksanaan peran lebih profesional.

"Yang perlu didorong pasar tidak hanya di luar negeri tapi di dalam negeri juga," katanya.

Dalam kegiatan misi perdagangan di Maluku, katanya pihak pemerintah Provinsi membawa 125 delegasi antara lain dari pengusaha UMK, BUMN, Kadin. Dengan kegiatan misi dagang akan menciptakan bagaimana mendorong disparitas dan mendorong ekspor langsung dari Makassar.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP