Mengenal Mulyono, Driver Go-Jek Pertama di Indonesia
Merdeka.com - Jumlah pengemudi (driver) ojek online kian hari makin bertambah. Saat ini, jumlahnya diperkirakan sudah mencapai jutaan orang. Lalu siapakah yang menjadi driver pertama di Indonesia ?
Adalah Pak Mulyono, driver Go-Jek dengan nomor registrasi 0001 alias orang yang tercatat pertama kali sebagai driver online.
Pria berusia 52 tahun ini bercerita bahwa awalnya dia berprofesi sebagai ojek pangkalan (opang) bersama 14 orang rekan sesama opang. Kemudian dengan info yang didapat dari seorang teman, dia nekat mendaftar sebagai driver Go-Jek pada tahun 2010.
-
Apa itu ojek? Mengutip dari Jurnal Ojek dari Masa ke Masa Kajian secara Manajemen Sumber Daya Manusia karya Neneng Fauziah, mengatakan bahwa istilah ‘ojek’ berasal dari kata ‘obyek’.
-
Apa yang dilakukan driver ojol? Driver ojol tersebut memberikan helm pribadinya kepada pengendara yang ditegur saat berhenti di lampu lalu lintas. Aksi perhatian driver ojol itupun langsung ramai mendapat beragam komentar dari warganet.
-
Kapan ojek pertama kali muncul? Ojek sendiri pada mulanya berkembang di pedesaan Jawa Tengah pada tahun 1969.
-
Siapa yang membantu sang driver ojol? Warga di lokasi yang mengetahui seketika bereaksi. Mereka kompak memberi bantuan dengan membeli orderan sang ojol.
-
Siapa yang menjadi driver taksi online? 'Kami jual aset, dan suami berusaha cari kerja lagi. Karena pandemi, akhirnya dia jadi driver taksi online,' ungkap Ira.
-
Bagaimana cara driver ojek online melewati jalan tikus? Melintas di jalan tikus tak boleh ugal-ugalan. Sopan santun tetap dijaga. "Kanan kiri rumah orang, ada anak-anak yang main, bapak-bapak duduk pinggir jalan. Harus permisi ."
"Waktu itu Pak Nadiem (founder Gojek) pun masih kuliah. Jadi saya dapat info dari teman kalau mau masuk Go-Jek datang ke Pasar Mayestik. Saya tanya-tanya, saya cari info apa itu Go-Jek. Saya langsung gabung," kata Mulyono saat ditemui dalam acara safety riding di kawasan Cakung, Jakarta Timur, Minggu (6/1).
Tak butuh waktu lama. Seminggu kemudian Mulyono mendapat panggilan dan mengobrol langsung dengan Nadiem. "Ditanya benar gak mau gabung Go-Jek. Ajak teman-teman yang lain," ujarnya.
Mulyono kemudian mengajak rekan-rekannya di pangkalan. Namun hanya dua orang yang ikut bergabung dengannya. "Saya ini driver pertama jadi (nomor registrasiny) 0001. Saya sendiripun tidak tahu," ungkapnya.
Dia menambahka, saat itu seragam Go-Jek belum hijau seperti sekarang. Yakni seragam berwarna abu-abu. Cara memesannya pun belum segampang sekarang.
"Awal gabung Go-Jek itu kan belum pakai aplikasi tapi by phone. Jadi kita ditelfon oleh call center ditawarkan orderan mau ambil atau enggak. Kalau ambil, nanti dikirim SMS berisi alamatnya," ungkapnya.
Perjuangan Mulyono baru dimulai. Di masa awal kehadiran ojek online kerap kali mendapat intimidasi dari opang. Di beberapa lokasi dia pernah dihadang oleh para opang.
"Saya pernah ditipu, pernah dikalungin golok. Tapi saya pasrah kalau bapak mau habisin saya, saya mencari nafkah saya tidak mengganggu. Di Cikarang juga pernah diuber-uber opang," kenangnya.
Namun saat ini intimidasi seperti itu sudah tidak pernah terjadi lagi. Sebab profesi sebagai ojek online sudah dikenal dan diterima masyarakat luas.
Semenjak menjadi driver ojek online, kehidupan ekonomi keluarganya menjadi lebih baik. Rata-rata dia mampu mengantongi penghasilan Rp 6.000.000 hingga Rp 7.000.000 setiap bulannya.
"Kalau saya bicara ekonomi terus terang dari pada saya ngopang saya lebih bagus gabung di Go-Jek, sangat menunjang. Apalagi dulu saat lagi booming. Masa jayanya 2 tahun," ujarnya.
Selain itu, Mulyono mengungkapkan beberapa kelebihan menekuni profesi sebagai ojek online. Yaitu waktu kerja yang fleksibel. "Kita mau istirahat atau ngebid kapanpun terserah kita. Jadi fleksibel," ujarnya.
Sebagai bentuk rasa syukurnya, Mulyono bahkan menamai anak bungsunya yang kini berusia dua tahun Nadiem Saputra. "Nadiem Saputra karena saya terobsesi dengan Pak Nadiem yang punya pemikiran cemerlang," tuturnya.
Mulyono pun memiliki harapan agar para pengemudi driver online bisa semakin mendapat perlindungan saat bekerja dengan regulasi yang jelas. Baik dari pihak perusahaan maupun pemerintah.
"Juga semakin memperhatikan mitra-mitranya, tolonglah kami-kami ini dimanusiakan dalam hal segi apapun baik penghasilan, keamanan dan sebagainya," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ojek sudah ada sejak tahun 1960-an di pedesaan dan merembet sampai ke perkotaan.
Baca SelengkapnyaBagi busmania, PO Sumber Alam sudah tidak asing lagi. Termasuk sang bos Sumber Alam, Anthony Steven Hambali atau akrab dipanggil Tony.
Baca SelengkapnyaPengemudi Ojol banjir sorotan usai bagikan 'oleh-oleh ke penumpang. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaViral layanan ‘ojol-intel’ untuk memata-matai. Aksi driver ini pun curi perhatian.
Baca SelengkapnyaSeorang legenda hidup Gojek membeberkan cara ia mendapatkan orderan saat belum ada aplikasi Gojek.
Baca SelengkapnyaLagu ini ia dedikasikan untuk para mitra ojek online di seluruh Indonesia
Baca SelengkapnyaPengemudi ojol itu menceritakan pengalamannya saat mendapat orderan sebagai mata-mata.
Baca SelengkapnyaPO Haryanto merupakan jasa transportasi AKAP dari Kudus, Jawa Tengah yang dirintis oleh Haryanto, mantan anggota TNI yang sempat menarik angkot.
Baca SelengkapnyaBerikut momen seorang wanita pesan ojek online tapi bawa motor sendiri.
Baca Selengkapnya