Menhub Budi prihatin 2 anak buahnya jadi tersangka peluru nyasar

Merdeka.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku prihatin dengan perilaku dua anak buahnya yang menjadi tersangka kasus peluru nyasar di Gedung DPR RI. Menurutnya, perilaku tersebut sangat tidak pantas ditiru lantaran berada di luar kantor saat jam kerja dan bukan untuk kepentingan pekerjaan.
"Itu kegiatan individu mereka. Saya prihatin pasti itu satu perbuatan tidak patut," ujar dia di Jakarta, Rabu (17/10).
Untuk masalah sanksi, Budi menyatakan menyerahkan semuanya kepada proses hukum. Dia berharap dua anak buahnya dihukum sesuai dengan tindakan yang telah diperbuatnya.
"Saya serahkan pada hukum, hukum akan bicara satu sanksi bagi semua orang di bawah tidak terkecuali ASN. Pasti ada hukum yang menambahkan persidangan yang memberatkan," tandas dia.
Sebelumnya, polisi menetapkan dua tersangka terkait kasus peluru nyasar di gedung DPR. Polisi menyebut dua tersangka berinisial IAW dan RMY bukan anggota Perbakin.
"I (IAW) dan R (RMY) belum jadi anggota Perbakin," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta di Mapolda Metro Jaya, Selasa (16/10).
Menurut Nico, kedua tersangka merupakan pegawai negeri sipil di Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Kedua tersangka yang merupakan pegawai Kemenhub sekaligus menepis pernyataan polisi yang sebelumnya mengatakan mengamankan anggota Perbakin berinisial I diduga sebagai pelaku penembakan ke gedung DPR.
"Iya Kemenhub ya dua-duanya, tapi direktorat saya belum tahu," ujar Nico.
Nico menjelaskan, dari hasil pemeriksaan, ketika melakukan latihan menembak, keduanya menggunakan senjata api Jenis Glock 17 dan AKAI costum. Namun, lanjut Nico, dua peluru yang menyasar ke dua ruangan di DPR terjadi saat IAW menjajal Glock 17 dengan menggunakan alat bantu tambahan bernama switch costum.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya