Mentan Amran Beberkan Capaian Kinerja Sektor Pertanian

Merdeka.com - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menghadiri acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dan Diskusi Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) 2019 di Jakarta. Dalam kesempatan ini, Menteri Amran turut membeberkan capaian kinerja yang diraih di sektor pertanian.
Menteri Amran menyampaikan salah satu hal yang membanggakan di bawah Pemerintahan Jokowi-JK, yakni inflasi pangan menjadi turun. Menurutnya, capaian ini yang kemudian sulit dilampaui dari pemerintahan-pemerintahan sebelumnya.
"Kami sampaikan, ini menarik ini mungkin sejarah pertama serah terima Kementerian Pertanian di bawah pimpinan Pak Jokowi inflasi pangan dari 10,7 persen turun menjadi 1 persen," katanya saat menyampaikan sambutan, di Win Premier Hotel, Jalan Mangga Besar, Jakarta Pusat, Senin (18/3).
Menurut dia, waktu dulu inflasi pangan Indonesia menjadi terburuk nomor tiga di dunia. Namun, setalah kepemimpinan diambil alih Presiden Jokowi inflasi pangan Indonesia sudah bisa melampaui negara-negara besar seperti Kanada, Jepang, Netherland, dan Jerman.
"Sebentar lagi kita mengejar melampaui Amerika Serikat, Ini bukan hoax ini bisa dicek di Badan Pusat Statistik (BPS)," imbuhnya.
Capaian selanjutnya yang menarik di sektor pertanian adalah mengenai peningkatan jumlah ekspor. Pada 2013 ekspor di bidang pertanian hanya mencapai 33 juta ton kemudian meningkat di 2018 mencapai 43 juta ton. Dengan peningkatan secara total 29 persen, dan nilai ekspor mencapai sebesar Rp 1.700 triliun.
"Peningkatannya adalah 10 juta ton, itu tidak mudah meningkatkan 10 juta ton dilakukan di zaman Pemerintahan Jokowi-JK. HKTI juga berkontribusi meningkatkan produksi ini," kata dia.
"Ekspor kita naik, tapi selalu dipertanyakan adalah impor. Jadi bisa dibayangkan yang diputar, digoreng impor 30.000 ton jagung tapi ekspor yang 10 juta tidak nampak dipermukaan," lanjutnya.
Meski demikian, dirinya menyayangkan masyarakat hanya melihat angka impornya saja, padahal apabila melihat lebih jauh ekspor pertanian telah mengalami peningtakan.
"Jagung kita pakai data. Dulu impor 30 ribu ton ini yang diputar di mana-mana. Bapak Presiden sampaikan dalam debatnya dulu kita impor 2014, 3 juta ton setara dengan Rp 10 triliun. Alhamdulillah di 2016 turun, kemudian 2017 tidak ada impor jagung.
"Kemudian 2018 kita ekspor 380.000 ton ada datanya di bea cukai dengan karantina dan BPS. Kemudian tiba tiba di akhir kita impor 100.000 ribu ton, tapi kalau kita perkurangkan dari 380.000 dikurang 100.000 artinya surplus. Terpenting adalah membalikan sejarah dari impor menjadi ekspor," sambung Menteri Amran.
Di samping itu, lanjut Menteri Amran pencapaiam lain yakni meningkatnya investasi di sektor pertanian. Di mana, pada masa itu investasi hanya berada dikisaran Rp 29 triliun. Namun di 2018 berhasil ditutup naik sebesar 110 persen.
Tak hanya itu, hal menarik lainnya adalah pendapatan domestik bruto (PDB) disektor pertanian juga berhasil ditingkatkan. Dari yang sebelumnya hanya Rp 900 triliun di 2013, di 2018 mengalami peningkatan menjadi Rp 1,463 triliun.
"Jadi bisa dibayangkan PDB naik tajam kemudian inflasi turun tajam, kesejehteran petani meningkat, menarik lagi kemiskinan turun pertama dalam sejarah 1 digit di bawah 10 persen. Bisa kita liat PDB dari 224 negara khusus sektor pertanian indonesia berada pada urutan ke lima dunia," pungkasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya