Menteri Jonan beberkan alasan ubah skema bagi hasil migas

Merdeka.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan skema baru untuk bagi hasil dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yakni Gross Split. Skema yang akan diberlakukan untuk kontrak baru di 2017 ini dianggap lebih efisien dibanding skema yang digunakan saat ini yaitu Production Sharing Contract (PSC) Cost Recovery.
Menteri ESDM, Ignasius Jonan membeberkan alasan pemerintah begitu ngotot untuk menerapkan skema Gross Split. Mantan Menteri Perhubungan ini memberikan sebuah analogi melalui sebuah penggunaan maskapai oleh seorang pegawai yang mendapat tugas keluar kota.
"Saya tadi memberikan ceramah di SKK Migas. Lalu saya tanya salah satu pegawainya SKK Migas, saya tanya bapak kalau tugas dari SKK pergi kemana naik pesawat naik apa. Naiknya pesawat Garuda Indonesia. Kalau liburan sendiri naik apa? Jawabannya menarik, saya cari yang murah. Kira-kira begitu," ujarnya dalam Kinerja 2016 dan Outlook 2017 di JS Luwansa, Jakarta, Senin (19/12).
Dari analogi tersebut, Jonan memberikan gambaran jika pemerintah tidak bisa terus-terusan menggunakan skema yang sulit untuk melakukan efisiensi yaitu Cost Recovery. Terlebih lagi, skema tersebut dianggap akan membuat industri migas sulit melakukan efisiensi. Dengan skema Gross Split industri migas Tanah Air lebih efisien.
"Ini sama, kalau ingin pertahankan cost recovery terus yang sudah ditinggalkan di banyak negara, kita sulit efisiensi di industri migas. Yang sudah jalan sudah. kita nggak akan ubah yang existing. Kita bicara kontrak yang ke depan baik groundfield atau greenfield. Yang existing tidak akan disentuh," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya