Menteri Susi beber kecurangan kapal besar tangkap ikan
Merdeka.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti mengungkapkan adanya praktik curang yang dilakukan pelaku ilegal fishing untuk mendapatkan ikan tuna dari laut Indonesia. Susi mengungkapkan adanya pemakaian rumpon.
Ironisnya, demi tangkapan yang melimpah, oknum kapal besar tak bertanggung jawab memasang satu rumpon tiap 1 km bahkan 500 meter dengan kedalaman 300 meter.
"Saya khawatir sekarang ini kita belum merambah ke rumpon. Ini luar biasa," ungkap Susi saat sidang pleno dengan anggota Dewan Kelautan Indonesia (Dekapi) di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta Pusat, Kamis (27/11).
-
Apa penyebab matinya ratusan ribu ikan? Menurut laporan penduduk setempat dan media-media lokal, gelombang panas brutal dan pengelolaan waduk adalah penyebabnya matinya ratusan ribu ikan tersebut.
-
Bagaimana angin muson mempengaruhi perikanan di Sumut? Di sisi lain, perikanan juga mengalami dampak dari angin muson karena perubahan pola arus laut yang membawa hasil laut ke perairan yang berbeda.
-
Mengapa ikan tertentu harus dihindari? Meskipun ikan sering dianggap sebagai makanan sehat, beberapa jenis ikan memiliki kadar purin yang tinggi dan dapat memicu serangan asam urat.
-
Kenapa perahu nelayan Indramayu dibuat berukuran besar? Para nelayan membutuhkan perahu yang besar, kokoh dan tangguh dalam mengaruhi lautan agar pekerjaannya berjalan dengan lancar.
-
Mengapa pelikan tersedak ikan? Meskipun mungkin terdengar lucu, situasi tersebut menjadi kritis ketika ikan itu tersangkut dan sulit untuk dikeluarkan.
-
Siapa pemangsa manusia di laut? Ikan hiu besar ketiga di dunia, dikenal sebagai ikan hiu putih, memiliki berat maksimal mencapai 3,32 ton dan bisa tumbuh hingga panjang sekitar 15 hingga 20 kaki.
Pemasangan rumpon yang berlebihan, disebut Susi, bakal membuat ikan-ikan yang ada di laut menjadi pusing dan akhirnya bermigrasi ke tengah laut. Tentunya hal ini menyulitkan nelayan kapal kecil.
"Dengan banyaknya rumpon yang besar, dengan kedalaman 300 meter ke bawah ini buat si ikan pusing, dan akhirnya berumah di tengah laut. Kesasarlah kalau bahasa gampangnya," ungkap Susi.
Susi mengungkapkan, dewasa ini negara Australia dan Jepang tengah melakukan pengembangan terhadap ikan tuna serta juvenil tuna.
"Dan ini hanya Indonesia yang punya. Kalau untuk wilayah lain ada but its's very small quantity. Itu hasil kajian yang sudah diakui dunia," paparnya.
Dari fakta tersebut, Susi mencoba untuk membuka mata publik bahwa dewasa ini teknologi di perikanan semakin canggih.
"Teknologi di Perikanan makin lama makin canggih. Karena makin lama semakin susah tangkap ikan yang almost catch anything," ungkapnya.
"Sementara nelayan kita tidak mampu bikin rumpon jadi mereka tunggu di pesisir," tandasnya.
Sekedar informasi, rumpon merupakan salah satu alat bantu penangkapan ikan yang telah lama dikenal masyarakat pesisir. Rumpon mempunyai konstruksi menyerupai pepohonan yang dipasang atau ditanam pada kedalaman tertentu.
Fungsi rumpon sendiri sebagai tempat berlindung, mencari makan serta berkumpulnya ikan. Sehingga rumpon ini dapat diartikan tempat berkumpulnya ikan di laut agar penangkapan ikan lebih efisien.
Selain itu, rumpon sendiri berperan sebagai pembantu untuk menarik perhatian ikan untuk berkumpul di suatu tempat.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para nelayan diiming-iming gaji besar dibandingkan fokus terhadap keterampilan melaut.
Baca SelengkapnyaPenenggelaman melalui teknik pengeboman ini dipopulerkan oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
Baca SelengkapnyaPelaku ilegal fishing itu bahkan mengakali perizinan dengan mengajukan izin ke pemerintah daerah.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, KPK berencana melakukan penyelidikan dugaan korupsi dalam penyelundupan 5 ton ore nikel dari Indonesia ke Tiongkok.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo mengancam bakal menenggelamkan kapal ikan asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal
Baca SelengkapnyaPung menyebut kerugian akibat pencurian ikan atau illegal fishing mencapai Rp3,2 triliun.
Baca SelengkapnyaAkibat serangan penyelundup itu, lima orang petugas Bea Cukai Sumut mengalami luka bakar.
Baca SelengkapnyaKKP menyerahkan dua kapal ikan barang milik negara yang berasal dari barang rampasan ke nelayan Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaKurangnya penanganan sampah secara maksimal, ditambah dengan pencemaran limbah yang membuat air laut semakin hitam telah merugikan para nelayan.
Baca SelengkapnyaSejak akhir tahun 2017 sudah mengalami tujuh kali kerusakan dan intensitasnya meningkat dalam dua tahun kebelakang.
Baca SelengkapnyaMasuknya modal asing dan kapitalisme modern mendorong munculnya pranata ekonomi baru di kalangan masyarakat nelayan.
Baca SelengkapnyaMenteri Trenggono menjalin kerja sama dengan Vietnam untuk mengatasi penyelundupan benih bening lobster.
Baca Selengkapnya