Mobil Lebih Ringan, Emisi Karbon Berkurang
Merdeka.com - Pemerintah terus berkomitmen untuk mengurangi emisi 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional hingga 2030. Ini merupakan bentuk komitmen Indonesia untuk menjalankan Paris Agreement.
Paris Agreement merupakan kerangka kebijakan jangka panjang bagi negara-negara untuk mengurangi emisi karbon. Dengan demikian, suhu dunia bisa di bawah 2 derajat per tahun.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Indonesia mendorong pemanfaatan energi ramah lingkungan atau green energy. Salah satunya dalam mengembangkan proyek mobil emisi karbon rendah (Low Emission Carbon Project/LECP) melalui kebijakan mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC).
-
Siapa yang berkomitmen menurunkan emisi karbon melalui pengembangan ekosistem kendaraan listrik? Mewakili Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatkan, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi karbon 358 juta ton CO2 ekuivalen di tahun 2030.
-
Siapa yang sepakat menurunkan emisi? Lebih dari 30 negara industri sepakat untuk menurunkan emisi gas rumah kaca mereka hingga 5% di bawah tingkat emisi gas rumah kaca pada tahun 1990.
-
Apa strategi Pertamina untuk mengurangi emisi? Pada diskusi bertema 'Ocean High Level Panel: Embodiment of Blue Economy Through a Sustainable Use of Coastal and Marine Resources to Save the Ocean Environment' di Paviliun Indonesia - COP 28, Yoki menjelaskan empat strategi dalam mengurangi emisi. Pertama, desain kapal ramah lingkungan. Saat ini PIS memiliki 19 kapal ramah lingkungan dan tiga kapal yang memenuhi standar emisi International Maritime Organization (IMO) tier tiga.
-
Bagaimana Pertamina menurunkan emisi karbon? Langkah tersebut menurut Nicke, sudah sesuai dari aspek lingkungan karena dapat menurunkan karbon emisi dan juga dapat menurunkan impor gasoline.
-
Bagaimana Pertamina mengurangi emisi gas rumah kaca? Inovasi dan program transisi energi tersebut membawa Pertamina berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca 31 persen sejak tahun 2010 hingga 2022.
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk mencapai target Net Zero Emission 2060? Demi mencapai target Net Zero Emission 2060 PT Pertamina (Persero) telah melaksanakan berbagai program yang hasilnya telah terlihat nyata. Pertamina pamerkan deretan capaian tersebut pada gelaran Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023 atau Conference of the Parties 28 di Uni Emirat Arab.
Guna memuluskan komitmen pemerintah ini, pada September lalu, PT Pertamina Lubricants telah meluncurkan produk pelumas synthetic terbaru, yakni Pertamina Fastron Eco Green, yang khusus diformulasikan untuk kendaraan LCGC. Bahkan, Fastron Eco Green dapat digunakan untuk mesin mobil LCGC yang dilengkapi turbo (non-direct injection) guna mendukung pengurangan emisi gas buang.
Public Relation PT Pertamina Lubricants Intania Primasari Prionggo mengatakan, animo masyarakat terhadap produk ini sangat baik. Terlebih lagi, penggunaan kendaraan LCGC di Indonesia masih tumbuh pesat. Dia mencatat, penjualan Pertamina Fastron Eco Green di Pulau Jawa telah mencapai 2.000 doz dalam 2 bulan.
"Sudah teruji bahwa Fastron eco green ini bisa menjadikan kendaraan LCGC lebih irit, lebih lancar, lebih awet, lebih bersih, bertenaga, responsive dan pastinya lebih melindungi mesin," kata Intan saat dihubungi Merdeka.com.
Dia menjelaskan, Pertamina Lubricants terus aktif mengajak berbagai komunitas kendaraan LCGC untuk menggunakan pelumas ini. Meski demikian, penjualan pelumas ini masih difokuskan di Pulau Jawa.
"(Target ke Luar Pulau Jawa) Kita lihat perkembangannya di 2020, karena di Jawa pun penjualan baik sekali," imbuhnya.
Keunggulan dan Spesifikasi
Fastron Eco Green diformulasikan dengan menggunakan aditif yang lebih unggul dalam menjaga kestabilan kekentalan sehingga lebih baik dalam melindungi mesin. Formulasi baru yang dikembangkan untuk Fastron Eco Green juga lebih unggul dalam mencegah terjadinya deposit sisa pembakaran di dalam mesin.
Selain itu, pelumas ini juga diformulasikan dengan teknologi Nano Guard, yakni teknologi pelumas sintetis paling canggih untuk mesin bensin terbaru dan dirancang dengan cermat untuk memenuhi persyaratan performa teratas yang terbukti efektif melindungi mesin dan membersihkannya secara menyeluruh.
Berbeda dengan pelumas Fastron Series lainnya, Fastron Eco Green hadir dengan ukuran 3,5 Liter dan 2 spesifikasi, yaitu 0W-20 API SN dan 5W-30 API SN ILSAC GF 5 sehingga pelumas ini cocok untuk mesin mobil LCGC seperti Toyota (Agya, Calya), Honda (Brio), Daihatsu (Ayla, Sigra), Datsun (Go), Suzuki (Ertiga) yang digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
Salah satu karyawan SPBU 31.128.02, Ruri mengatakan, meski baru diluncurkan namun penjualan Oli Fastron Eco Green terbilang pesat. Dia menjelaskan, beberapa hari usai diluncurkan, sudah banyak konsumen yang tertarik untuk membelinya.
"Sehabis diluncurkan kan dipasang spanduk terus selang beberapa hari langsung ada yang nanya Fastron Eco Green gimana. Yang paling tinggi penjualannya yang series 5W-30. Bedanya sih cuma di tingkat kekentalannya. Kebanyakan yang beli itu pengguna mobil Ayla sama Ertiga," kata Ruri.
Fastron Eco Green memiliki kualitas lebih dan berbahan baku sintetik yang telah didesain untuk perlindungan maksimal terhadap kehalusan mesin, konsumsi BBM, dan akselerasi optimal untuk aktivitas dalam kota. Konsumen bisa membeli oli Fastron Eco Green dengan spesifikasi 0W-20 seharga Rp 250.000, dan untuk spesifikasi 5W-30 seharga Rp 235.000 di bengkel-bengkel Own-channel, yakni Olimart dan juga di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah menargetkan net zero emission (NZE) atau emisi nol bersih pada tahun 2060 mendatang.
Baca SelengkapnyaAirlangga mengharapkan agar kerja sama ini dapat mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPT Pertamina International Shipping (PIS) berkomitmen mendorong pelayaran ramah lingkungan untuk ekonomi biru (blue economy).
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaSektor transportasi dengan pangsa energi terbarukan yang tinggi di sektor ketenagalistrikan diperlukan untuk mengurangi emisi.
Baca SelengkapnyaJokowi menjabarkan sejumlah upaya yang telah dilakukan Indonesia guna menurunkan emisi karbon
Baca SelengkapnyaEka memaparkan, target pengurangan karbon emisi dari PIS selaras dengan strategi jangka panjang dari organisasi International Maritime Organization (IMO).
Baca SelengkapnyaIndonesia lebih awal menginisasi beberapa aksi pengendalian perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaPLN menggalang kolaborasi dengan komunitas global dalam Conference of the Parties 29 yang digelar di Baku, Azerbaijan, pada 11-24 November 2024.
Baca SelengkapnyaTarget bauran EBT sebesar 17-19 persen bisa tercapai jika negara konsisten menyuntik mati PLTU batu bara
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengusulkan tiga strategi demi mengejar target nol emisi karbon di masa depan.
Baca SelengkapnyaEka melaporkan, lebih dari 50 persen kapal yang dioperasikan oleh PIS kini mampu menggunakan biofuel atau bahan bakar hijau.
Baca Selengkapnya