Nasib Uang Khusus Rp75.000 Usai Diluncurkan, Termasuk Dijual Rp8,8 Juta di E-Commerce
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) meresmikan uang kertas rupiah khusus pecahan Rp75.000 hanya sebanyak 75 juta lembar. Uang rupiah khusus tersebut dapat dipesan melalui aplikasi Pintar di https://pintar.bi.go.id, sedangkan penukaran dilakukan dalam dua tahap yaitu 17 Agustus hingga 30 September 2020 di Kantor BI Pusat dan 45 Kantor Perwakilan BI di daerah.
Sementara itu untuk tahap kedua dilakukan mulai 1 Oktober 2020 hingga selesai di BI Pusat dan BI perwakilan di daerah dalam negeri serta bank umum yang ditunjuk yaitu BNI, BRI, BCA, Bank Mandiri, dan CIMB Niaga.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengungkapkan makna filosofi yang terlukis di dalam pecahan mata uang baru pecahan Rp75.000. Secara keseluruhan, mata uang edisi peringatan HUT ke-75 Republik Indonesia ini dikaitkan dengan 3 M yakni mensyukuri kemerdekaan, memperteguh kebhinekaan dan menyongsong masa depan gemilang.
-
Dimana BI membuka layanan tukar uang? Jadi, di mana ada jasa tukar uang pinggi jalan, di situ BI membuka Layanan Kas BI.
-
Bagaimana cara tukar uang di layanan BI? Masyarakat yang ingin menukar uang di layanan BI diharuskan mendaftar terlebih dahulu secara online melalui situs Pintar.
-
Mengapa BI mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Kapan Redenominasi Rupiah akan diterapkan? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana Redenominasi Rupiah dilakukan? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
"Tema filosifis 3 M ini digambarkan melalui desain mata uang yang meliputi halaman muka bermakna mensyukuri kemerdekaan," kata dia dalam acara peluncuran mata uang, di Jakarta, Senin (17/8).
Bentuk syukur terlukis melalui gambar yang tertera di mata uang Rp75.000. Yakni peristiwa pengibaran bendera pada saat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Menampilkan foto proklamator Soekarno-Hatta serta gunungan. Di mana, gambar tersebut memiliki filosofi sebagai pembuka dan permulaan lembar baru bagi negara kesatuan Republik Indonesia yang baru saja diproklamasikan.
Serta berbagai pencapaian pembangunan selama 75 tahun kemerdekaan Indonesia digambarkan dengan jembatan, MRT, LRT dan tol Trans Jawa. Sementara, gambar di belakang bemakna memperteguh kebinekaan dengan anak-anak berpakaian adat mewakili wilayah barat tengah dan timur NKRI.
"Serta motif tenun nusantara diwakilin greensing Bali, batik kalung jawa dan motif songket Sumatera Selatan. Yang gambarkan kebaikan keanggunan dan kesucian," jelasnya.
Kemudian halaman belakang bermakna menyongsong masa depan gemilang pada era digital. Di mana, digambarkan dengan satelit merah putih sebagai jembatan komunikasi NKRI. "Era global dengan peta Indonesia emas, bola dunia gambarkan peran strategis Indonesia dalam kancah global, serta anak anak Indonesia yang digambarkan SDM unggul era Indonesia maju," tandas dia.
Bantah Ada Pakaian Adat China
Media sosial saat ini ramai menyebut ada gambar pakaian adat suku China di Uang Peringatan Kemerdekaan (UPK) Rp75.000. Tudingan ini menjadi viral usai Bank Indonesia secara resmi meluncurkan uang khusus tersebut.
Menanggapi itu, Bank Indonesia menjelaskan, pakaian adat tersebut berasal dari Suku Tidung yang ada di Kalimantan Utara.
"Yang dari tengah seperti dari China itu baju asal Kalimantan Utara, baju adat suku Tidung," kata Kepala Departemen Pengelolaan Uang, Bank Indonesia, Marlison Hakim dalam Taklimat Media Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia, Jakarta, Selasa (18/8).
Marlison menjelaskan, pemilihan jenis pakaian adat tersebut merupakan hasil rekomen dari langsung dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Utara. Hasil rekomendasi tersebut pun sebelumnya telah didiskusikan oleh Bank Indonesia dengan sejumlah pihak.
Mulai dari budayawan, sejarawan sampai dengan Pemerintah Daerah setempat. Proses desain UPK edisis 75 tahun Kemerdekaan Indonesia ini juga telah dirancang sejak tahun 2018.
"Khusus pemilihan itu (jenis baju adat) kita bicarakan dengan budayawan, sejarawan dan Pemda setempat dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan UPT Suku Tidung dan mereka yang memberikan baju adat Kalimantan Utara tersebut," kata Marlison menjelaskan.
Untuk itu dia menegaskan, pakaian adat suku Tidung tersebut asli dari salah satu suku yang ada di Indonesia. Dia menambahkan, masyarakat bisa mencari tahu sendiri kebenarannya dari berbagai informasi yang ada di mesin pencari.
"Jadi bukan dari China, ini asli dari Indonesia," kata dia mengakhiri.
Enam Wilayah Masih Simpan Stok
Antusias masyarakat dalam mendapatkan Uang Peringatan Kemerdekaan (UPK) bernominal Rp75.000 sangat tinggi. Terbukti dari sudah dipenuhinya kuota pemesanan di Aplikasi Si Pintar sebanyak 97 persen dari total 75 juta lembar yang dicetak Bank Indonesia.
"Yang sudah daftar 97 persen, yang sudah memasuki aplikasi sebanyak 68.051," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi, dalam Taklimat Media Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia, Jakarta, Selasa (18/8).
Penukaran uang di seluruh kantor perwakilan bank sentral pun sudah penuh. Namun ada beberapa wilayah yang masih menyediakan jasa penukaran UPK ini. Di antaranya, Sibolga- Sumatera Utara, Papua, Papua Barat, Lhokseumawe-Aceh, Gorontalo dan Mamuju-Sulawesi Barat.
Rosmaya menjelaskan, Bank Indonesia sebelumnya telah menentukan jumlah uang yang bisa ditukar di tiap daerah. Penentuan sebaran uang tersebut berdasarkan jumlah uang beredar dan sebaran kartu identitas (KTP) yang ada di tiap daerah.
"Kami ada hitung-hitungannya, kita juga lihat dari sebaran KTP, nanti kita akan atur lagi," kata dia.
Jumlah Peminat
Bank Indonesia mencatat peminat uang kertas rupiah khusus pecahan Rp75.000 yang diluncurkan dalam rangka memperingati HUT ke-75 Republik Indonesia telah mencapai 68.051 orang.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Rosmaya Hadi menyatakan 68.051 peminat tersebut mendaftar via aplikasi Pintar yang terdapat di laman resmi Bank Indonesia yaitu https://pintar.bi.go.id.
"Jadi pendaftar yang sudah memasuki aplikasi 68.051," katanya dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Selasa (18/8).
Dia menjelaskan, untuk 18 Agustus sampai 30 September 2020 penukaran hanya dapat dilakukan di kantor BI baik pusat maupun daerah. "Itu kami sudah hitungkan bagaimana ini saat pengambilannya. Kita hitung dan menerapkan protokol Covid-19," ujarnya.
Rosmaya menjelaskan, setiap harinya pihaknya menyediakan kuota 300 lembar uang kertas rupiah khusus pecahan Rp75.000 untuk kantor pusat BI di Jakarta. Kemudian BI juga menyediakan sebanyak 150 lembar per hari untuk 45 kantor perwakilan di daerah.
"150 (lembar) dikali 45 (daerah) adalah 6.750. Maka kita buka di hari pertama adalah 7.050 penukaran," jelasnya.
Dijual di E-Commerce
Uang kertas rupiah khusus pecahan Rp75.000 yang diluncurkan Bank Indonesia (BI) dijual kembali oleh para pedagang di platform digital atau e-commerce dengan harga puluhan hingga ratusan kali lipat.
Berdasarkan pantau Antara, uang kertas rupiah khusus pecahan Rp75.000 yang baru diresmikan pada 17 Agustus 2020 ini dijual di Shopee dengan harga mulai Rp750 ribu, Rp1,75 juta, hingga Rp8,8 juta.
Sementara itu di platform digital lain seperti Tokopedia, BukaLapak, dana Lazada tidak ditemukan pedagang yang menjual uang kertas rupiah khusus pecahan Rp75.000.
Bank Indonesia (BI) meresmikan uang kertas rupiah khusus pecahan Rp75.000 hanya sebanyak 75 juta lembar dengan peminat yang kini mencapai 68.051 orang atau 97 persen dari kuota.
Uang rupiah khusus tersebut dapat dipesan melalui aplikasi Pintar di https://pintar.bi.go.id, sedangkan penukaran dilakukan dalam dua tahap yaitu 17 Agustus hingga 30 September 2020 di Kantor BI Pusat dan 45 Kantor Perwakilan BI di daerah. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum menukar uang, dianjurkan untuk melakukan pemesanan terlebih dahulu pada website Pintar.
Baca SelengkapnyaBI menyediakan opsi layanan penukaran uang baru melalui Layanan Kas Keliling di lokasi-lokasi strategis.
Baca SelengkapnyaSebelum menukar uang rupiah masyarakat terlebih dahulu melakukan pemesanan tukar uang melalui aplikasi Pintar atau melalui laman penukaran uang BI.
Baca SelengkapnyaBagi Anda yang ingin menukar uang, tetapi menggunakan uang logam, pihak BI akan tetap melayani penukaran uang tersebut.
Baca SelengkapnyaMasyarakat yang sudah mendaftar di aplikasi PINTAR bisa menukar uang maksimal Rp4 juta per orang.
Baca SelengkapnyaBI mempersiapkan sebesar Rp 197,6 triliun uang layak edar (ULE) untuk memenuhi kebutuhan penukaran uang jelang Lebaran.
Baca SelengkapnyaMasyarakat bisa menukar uang baru di pasar tradisional hingga modern.
Baca SelengkapnyaBagi masyarakat yang ingin menukarkan uang melalui pelayanan tersebut harus membawa indentitas seperti kartu tanda penduduk (KTP).
Baca SelengkapnyaDari penelusuran internal, petugas tersebut justru memberikan arahan terkait tata cara penukaran uang logam.
Baca SelengkapnyaPenjelasan Bank Indonesia soal penggunaan uang khusus Rp75.000 untuk bertransaksi.
Baca SelengkapnyaPenukaran Uang Receh hingga 27 Maret Tembus Rp75 Triliun
Baca SelengkapnyaUang kertas bersambung atau Uncut Banknotes tersebut memang benar dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
Baca Selengkapnya