Pakai Dana IPO, Cinema XXI Bakal Tambah Layar Bioskop 10 Persen Tiap Tahun
Prospek pertumbuhan industri bioskop di Indonesia yang tercermin dari minat investor pada masa penawaran awal dan umum.
Cinema XXI incar dana Rp2,5 triliun lewat IPO.
Pakai Dana IPO, Cinema XXI Bakal Tambah Layar Bioskop 10 Persen Tiap Tahun
Terbitkan 8,3 Miliar Saham
Perusahaan bioskop, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (Cinema XXI) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham CNMA pada hari ini, Rabu (2/8). Cinema XXI menerbitkan 8,3 miliar saham baru yang dikeluarkan dari portepel perusahaan atau 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran saham perdana (IPO) yang dibidik sebesar Rp2,5 triliun.
Direktur Utama PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, Hans Gunadi mengatakan, sekitar 65 persen dari dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk pendanaan belanja modal pengembangan jejaring biskop Cinema XXI Indonesia.
Cinema XXI berencana untuk menambah jumlah layar sekitar 10 persen per tahun hingga lima tahun ke depan yang tersebar di berbagai lokasi di Indonesia.
Tambah Modal Kerja
Kemudian sekitar 15 persen dana bersih yang diperoleh dari IPO juga akan digunakan sebagai modal kerja, termasuk pembelian barang dan jasa dalam rangka mendukung kegiatan usaha Cinema XXI. Sisa 20 persennya lagi akan digunakan untuk pembayaran lebih awal sebagian pokok utang bank Cinema XXI.
"Hari ini, Cinema XXI memulai sebuah milestone penting, yakni menjadi perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)," ujar Hans dalam keteranganya, Rabu (2/8).
Penjamin Emisi Efek
Cinema XXI telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT J.P. Morgan Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT UBS Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
"Industri bioskop di Indonesia memiliki pertumbuhan yang kuat pasca pandemi Covid-19. Hal ini tercermin dari antusiasme masyarakat Indonesia untuk kembali menonton film di bioskop yang sudah berangsurangsur pulih di sepanjang tahun 2022 hingga kini. Untuk melanjutkan tren pertumbuhan yang positif ini, Cinema XXI mengambil aksi korporasi IPO sebagai salah satu langkah strategis. Aksi korporasi ini akan mengukuhkan komitmen Cinema XXI untuk selalu memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk menonton film favorit, termasuk dengan membuka bioskop di daerah-daerah yang potensial di seluruh Indonesia," papar Direktur Utama PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, Hans Gunadi.
Potensi Industri Bioskop di Indonesia
Industri film domestik memang terus berkembang. Selain itu, potensi pertumbuhan jumlah layar bioskop di Indonesia juga masih sangat besar.
Berdasarkan riset Euromonitor, negara maju rata-rata memiliki 84,3 layar per satu juta penduduk (estimasi 2022) sementara Asia Tenggara rata-rata memiliki 30,2 layar per satu juta penduduk. Di sisi lain, Indonesia baru memiliki 7,6 layar per satu juta penduduk dengan total layar bioskop dari seluruh operator di Indonesia hingga akhir tahun 2022 diestimasi sekitar 2.107 layar.
"Kami optimistis terhadap perkembangan industri hiburan di tanah air, terutama sektor bioskop. Hal ini didukung oleh budaya menonton film yang kuat di Indonesia serta potensi pertumbuhan jumlah layar bioskop di Indonesia masih sangat besar. Selain itu, pemilihan lokasi yang strategis di mana mayoritas lokasi bioskop Cinema XXI berada di pusat perbelanjaan terkenal dengan arus pengunjung tinggi juga mendukung pertumbuhan bisnis kami," tutup Hans.