Pembeli saat Lebaran sepi, pedagang kurma gigit jari
Merdeka.com - Lebaran tahun ini rupanya tidak menjanjikan pemasukan lebih bagi para pedagang kurma. Sebab, pemasukan pada Lebaran minim akibat sepinya pembeli.
Seorang pedagang kurma di kawasan Pasar Tanah Abang, Ali, mengaku banyak dagangannya yang tak laku. "Turun pendapatannya. Yang beli tidak banyak. Liat saja sendiri," ungkapnya sambil menunjukkan suasana tokonya, di Kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (27/6).
Ali menjual dua jenis kurma di tokonya. Kurma Mesir dijual dengan harga Rp 50.000 sampai Rp 60.000 per kilogram (Kg) dan kurma Iran dijual dengan harga Rp 80.000 sampai Rp 100.000 per kilogram. Dia juga mengakui harga kurma yang dijualnya tahun ini naik.
-
Harga kambing kurban naik berapa? Untuk harga sendiri, terjadi kenaikan di wilayah Kabupaten Bandung, berkisar Rp300-Rp500 ribu per ekornya.
-
Kenapa harga kambing kurban naik? Kenaikan ini terjadi seiring meningkatnya permintaan pasar.
-
Dimana pasar yang ramai saat Lebaran? Pasar Tanah Abang selalu ramai dan jadi primadona warga. Suasana pasar terbesar di Asia Tenggara itu tampak penuh sesak oleh pengunjung yang sibuk memburu baju Lebaran.
-
Kenapa pedagang takjil senang berjualan? Cuan yang dikantongi dari berdagang Takjil menggiurkan lho ..
-
Kenapa omzet pedagang Tanah Abang naik menjelang Ramadan? Sejumlah pedagang mengaku omzet penjualan mereka meningkat sekitar 50-70 persen dibandingkan hari biasanya.
-
Apa yang meningkat di Pasar Tanah Abang menjelang Ramadan? Menjelang Ramadan, aktivitas jual beli di Pasar Tanah Abang mulai mengalami peningkatan.
"Memang naik. Kita belinya juga naik. Kalau kemarin kita beli satu dus itu Rp 200.000 sampai Rp 250.000. Kalau yang sekarang kita bisa sampai Rp 300.000, bisa lebih," katanya.
Lebaran tahun lalu, dia mengaku dapat penjualan cukup besar, yakni di kisaran Rp 20 juta sampai Rp 30 juta, jauh berbeda dengan pemasukannya tahun ini yang tidak sampai Rp 10 juta.
"Ini istilahnya penjualan saya gagal," tutup Ali.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga beras di tingkat penggilingan mengalami penurunan, dari awal bulan puasa seharga Rp12.500 per kilogram hingga kini menjadi Rp10.500 per kilogram.
Baca SelengkapnyaKomplain atau keluhan dari masyarakat terkait harga makanan yang terlalu mahal agar disampaikan langsung ke dirinya.
Baca SelengkapnyaHari malang tak ada di kalender. Ungkapan ini seolah menggambarkan nasib seorang penjual es krim di Bekasi ini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kenaikan ini terjadi karena harga beras Bulog sudah dinaikkan menjadi Rp10.900 per Kg, dari harga eceran tertinggi (HET) sebelumnya Rp9.450 per Kg.
Baca SelengkapnyaSejak 10 Maret 2024, Pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium sebesar Rp1.000 per kilogram (kg).
Baca SelengkapnyaKetua Perpadi Jakarta ini mengatakan penurunan harga mencapai Rp700-1.000 per kilogram di Cipinang.
Baca SelengkapnyaPada Selasa (16/4), harga beras mengalami kenaikan bersamaan dengan harga pangan lainnya. Lalu sempat turun pada Rabu (17/4).
Baca SelengkapnyaHarga-harga pangan meningkat yang menyumbang kepada inflasi,
Baca SelengkapnyaPara menteri diminta untuk menjaga harga pangan jelang Idul Fitri.
Baca Selengkapnya