Pemuda Usia 25 Tahun Sudah Bisa Beli Rumah Sendiri, Begini Tips Keuangan Dijalani
Meski begitu, Bukky tetap mengalokasikan anggaran untuk bersenang-senang, seperti berlibur dengan biaya terjangkau bersama teman-temannya.
Seorang profesional muda asal Inggris berhasil menabung sekitar USD 63.000 dan membeli rumah pertamanya di usia 25 tahun.
Kisah inspiratifnya memberikan motivasi bagi banyak anak muda yang berjuang menghadapi berbagai tantangan ekonomi, seperti inflasi, biaya hidup yang tinggi, dan harga rumah yang terus melambung.
-
Apa pentingnya menabung untuk beli rumah? Menabung untuk membeli rumah penting karena memiliki beberapa manfaat yang signifikan: 1. Mengumpulkan Dana yang Cukup: Rumah merupakan investasi besar bagi kebanyakan orang, dan memerlukan jumlah uang yang besar untuk membelinya. Dengan menabung secara teratur, Anda dapat mengumpulkan dana yang cukup untuk membayar uang muka dan biaya-biaya lainnya yang terkait dengan pembelian rumah.
-
Siapa yang punya tips untuk rumah generasi milenial? Agustinus Michel, seorang TikToker dengan akun @paksugus mengatakan, sebagai generasi muda dirinya sangat memimpikan hunian idaman bagi keluarga kecilnya.
-
Kapan saat yang tepat beli rumah? Marizka Ellanda, National Secured Sales Head, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, juga mengatakan bahwa sekarang adalah saat yang tepat bagi generasi muda untuk punya hunian sendiri.
-
Apa saja tips kelola keuangan kelas menengah? Tips bagi Masyarakat Kelas Menengah Lebih lanjut, Johanna membeberkan sejumlah tip atau kiat bagi masyarakat kelas menengah untuk bisa bertahan dan mengelola keuangan dengan baik.
-
Kenapa generasi milenial ingin rumah sendiri? Tips Punya Rumah Estetik dan Ramah Kantong untuk Anak Muda Saat ini, banyak anak muda yang memiliki keinginan memiliki rumah sendiri. Seiring dengan perubahan zaman, gaya desain rumah yang diminati masyarakat pun berubah.
-
Mengapa menabung penting di usia 20an? Melacak setiap rupiah adalah cara mudah untuk memastikan tidak menghabiskan lebih banyak daripada yang dihasilkan. Dengan mendapatkan gambaran yang jelas akan tercermin mana yang harus melakukan penyesuaian untuk menurunkan pengeluaran dan menghemat lebih banyak uang.
Menurut laporan dari CNBC, Bukky meraih pencapaian ini tanpa dukungan finansial dari orang tuanya. Sebagai alternatif, dia menerapkan strategi keuangan yang cermat dan disiplin dalam menabung serta berinvestasi.
Awal Perjalanan, Disiplin Menabung
Setelah menyelesaikan pendidikan pada tahun 2017, Bukky memilih untuk berkarier di sektor keuangan meskipun latar belakang pendidikannya adalah ilmu forensik. Dia mendapatkan pekerjaan pertamanya di RBS dengan gaji sebesar USD 35.000.
Bukky memutuskan untuk tinggal bersama orang tuanya selama mungkin demi menghemat biaya, meskipun dia harus menempuh perjalanan dua jam setiap hari untuk bekerja.
"Saya tahu ini tidak nyaman, tapi saya memprioritaskan tabungan saya agar bisa mencapai kebebasan finansial," ungkapnya.
Dia berkomitmen untuk menabung 50 persen dari gajinya sejak awal kariernya. Kebiasaan ini tetap ia pertahankan meskipun pendapatannya meningkat, sehingga tabungannya terus bertambah.
Untuk mendukung tujuan menabungnya, Bukky mengadopsi gaya hidup yang hemat. Dia hanya membeli pakaian saat ada diskon dan menghindari tekanan dari media sosial untuk menjalani gaya hidup yang mewah.
"Saya tahu masa depan yang saya inginkan, dan saya tidak ingin terbatas oleh masalah keuangan," jelasnya.
Meski begitu, Bukky tetap mengalokasikan anggaran untuk bersenang-senang, seperti berlibur dengan biaya terjangkau bersama teman-temannya dan menikmati makan malam di luar.
Berinvestasi dengan Membeli Rumah
Setelah berhasil mengumpulkan tabungan sebesar USD 62.500, Bukky memutuskan untuk menggunakan setengah dari jumlah tersebut sebagai uang muka untuk membeli rumah pertamanya pada tahun 2022.
Sisa dana yang ada dia alokasikan untuk berinvestasi di pasar saham. Saat ini, rumah yang dibeli telah menjadi properti sewaan, dan Bukky sedang mempersiapkan diri untuk melakukan pembelian properti kedua.
Meskipun Bukky sempat tergoda untuk membeli barang-barang mewah ketika pendapatannya meningkat, dia akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkannya.
Dia membeli mobil BMW setelah merasa memiliki tabungan yang cukup. Namun, setelah beberapa bulan, Bukky menyadari bahwa keputusan tersebut tidak sesuai dengan prioritas hidupnya.
"Saya mencoba hidup mewah, tapi kemudian saya sadar itu tidak sepadan. Saya menjual BMW itu dan kembali ke mobil yang lebih hemat," katanya.
Hidup dengan Sederhana
Meskipun saat ini Bukky memiliki penghasilan lebih dari USD 125.000 setiap tahunnya, dia tetap memilih untuk menjalani gaya hidup yang sederhana.
Menurutnya, menghabiskan uang untuk barang-barang mewah tanpa didukung oleh aset yang memadai adalah pilihan yang dapat mengurangi kebebasan finansial seseorang.
"Saya hanya akan membeli barang mewah jika aset saya yang membayarnya, bukan gaji saya. Jika tidak, itu seperti memenjarakan diri sendiri dengan kewajiban keuangan yang tidak perlu," jelasnya.
Kisah Bukky ini mengilustrasikan bahwa dengan disiplin dalam menabung, menjalani hidup hemat, dan fokus pada tujuan jangka panjang, generasi muda dapat mencapai kemandirian finansial meskipun harus menghadapi berbagai tantangan ekonomi.