Pengamat: Mau ubah Rp 1.000 ke Rp 1, buat apa keluarkan uang baru
Merdeka.com - Bank Indonesia dan Pemerintah berencana melakukan penyederhanaan nominal mata uang Rp 1.000 menjadi Rp 1 atau redenominasi. Berbagai tanggapan mengenai hal ini pun menuai pro dan kontra. Apalagi, pemerintah baru mengeluarkan mata uang baru beberapa bulan lalu.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati menilai pemerintah tidak disiplin dalam menjalankan perencanaan kebijakan. Dia mengatakan jika memang akan ada rencana redenominasi, sebaiknya pemerintah tidak mengeluarkan uang baru.
"Persolannya sekarang tiba-tiba ada keinginan redenominasi tapi kemarin mereka baru mengeluarkan pecahan uang baru. Jadi ini terkesan kebijakan antara pengeluaran uang baru dan redenominasi enggak sinkron," ujar Enny di Hotel Mercure, Jakarta, Kamis (20/7).
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Kapan Redenominasi Rupiah direncanakan? Indonesia telah mencanangkan agenda redenominasi rupiah sejak tahun 2010, dan wacananya masih berlanjut hingga saat ini.
-
Kapan Redenominasi Rupiah akan diterapkan? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana Redenominasi Rupiah dilakukan? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
"Mestinya kalau mau ada redenominasi ngapain bikin uang baru? Nah, itu sekalian sinyal kepada masyarakat. Bahwa ini kok tidak ada kedisiplinan dalam perencanaan kebijakan," tambahnya.
Enny mengatakan, redenominasi membutuhkan masa transisi yang cukup panjang. Hal tersebut tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba tanpa perencanaan yang matang dan terstruktur.
"Sebenarnya enggak ada masalah kalau mau dipercepat bisa. Tapi butuh konsekuensi, misalnya sosialisasinya harus dilakukan secara masif, edukasi kepada masyarakat," jelasnya.
Selain itu, peran kesiapan infrastruktur dan instrumen moneter juga sangat dibutuhkan dalam hal ini. Sebab, pencetakan uang baru secara massal akan membutuhkan banyak waktu dan ketersediaan biaya.
"Jadi kalau misalnya mau redenominasi, ini kan tujuannya jelas ini akan ada masa transisi. Masa transisi ini akan berapa lama itu tergantung kepada kesiapan, kesiapan infrastruktur dan instrumen moneter. Instrumen moneter termasuk pencetakannya juga harus dipercepat. Itu juga kan ada konsekuensi biaya dan sebagainya," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Redenominasi mata uang adalah praktik yang lazim dilakukan oleh banyak negara. Indonesia pun berencana melakukan redenominasi rupiah.
Baca SelengkapnyaDitarik dari Perdedoran, Uang Pecahan Rp500 dan Rp1.000 Ini Sudah Tidak Laku Mulai Hari ini
Baca SelengkapnyaBank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
Baca SelengkapnyaKepala Departemen Komunikasi Asisten Gubernur, Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono menegaskan uang baru yang sudah diredenominasi tersebut dipastikan hoax.
Baca SelengkapnyaArtinya, uang lama akan digantikan sepenuhnya oleh uang Rupiah Tahun Emisi 2022.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia bersama beberapa bank sentral di dunia sedang mengkaji untuk mengembangkan Rupiah Digital atau sering dikenal dengan CBDC.
Baca SelengkapnyaViral video menampilkan uang pecahan baru senilai Rp1.0
Baca SelengkapnyaBI menegaskan rupiah digital tidak akan menggantikan uang kertas dan koin yang ada saat ini
Baca SelengkapnyaJumlah Rp2,7 triliun itu meningkat bila dibandingkan nataru pada tahun 2022 sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSaat ini masih di tahap penelitian dan akan menuju fase menengah.
Baca SelengkapnyaMencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca SelengkapnyaGubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun yakin nilai tukar Rupiah akan terus menguat, ditopang kepercayaan investor dan pasar yang juga semakin besar.
Baca Selengkapnya