Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengamat: Siapapun presidennya, tak bisa cegah Rupiah melemah

Pengamat: Siapapun presidennya, tak bisa cegah Rupiah melemah Jokowi-Prabowo. ©2014 merdeka.com

Merdeka.com - Pengamat Ekonomi, Chistianto Wibisono, mengatakan obat paling manjur untuk mengobati Rupiah saat ini adalah menggenjot ekspor. Ekspor Indonesia saat ini bahkan jauh tertinggal dari negara tetangga.

"Memang lucu sekali, masa kita ekspor cuma USD 180 miliar, Vietnam USD 200 miliar. Malaysia USD 250 miliar. Jadi bangsa 250 juta (total penduduk) kok kalah dengan Vietnam sama Malaysia itu," kata dia saat ditemui dalam sebuah acara diskusi di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (12/9).

Pelemahan Rupiah, lanjutnya, dikarenakan adanya tiga defisit. Yaitu defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD), defisit neraca perdagangan serta defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Di tengah kepungan defisit tersebut, kondisi Rupiah yang melemah dinilai wajar. "Sekarang kenyataannya kan kita sudah defisit. 3 Defisit. Ya siapapun presidennya pasti mata uangnya akan lemah, tak bisa dipaksa kuat, karena memang posisinya begitu."

Dia mengapresiasi langkah pemerintah yang sudah melakukan beberapa langkah kebijakan yang bertujuan mengurangi impor. Namun langkah tersebut juga perlu didukung oleh kebijakan-kebijakan yang bisa mendorong ekspor lebih kuat.

Dia mengungkapkan beberapa faktor yang menjadi penyebab melempemnya ekspor Indonesia. Di mana, faktor utamanya adalah lambatnya pembangunan industri nasional. Seharusnya, industrialisasi sudah digenjot sejak lama.

"Ada berbagai faktor, telat membangun industri nasional walaupun sektor industri tuh sudah luar biasa juga loh 70 persen ekspor kita tuh sektor manufakturing. Walaupun manufakturing tuh katakanlah tidak jadi bernilai tambah artinya masih yang gitu - gitu aja," kata dia.

Dia menjelaskan, pertumbuhan industri di Indonesia cenderung lambat dan tidak sesuai harapan. "Ada suatu faktor pembangunan industri kita memang kurang apa ya kurang seperti yang kita harapkan," ujarnya.

Pengembangan industri hilir pun dinilai tidak berjalan lancar, sebab, nyatanya Indonesia masih bergantung dengan impor. Padahal, ada beberapa komoditas yang sebenarnya sudah diproduksi di dalam negeri.

Dia menegaskan industrialisasi di Indonesia harus segera dibenahi agar ekspor bisa terdongkrak. Terlebih saat ini akan segera datang era baru di mana teknologi sudah semakin canggih yaitu industri 4.0

"Dengan pendekatan yang lebih sistematis dan pak Airlangga (Menperin) sudah mencanangkan dia mau masuk industri 4.0 itu sebagai upaya untuk cepat memperbaiki industri yang ketinggalan dari yang lain."

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hati-Hati, Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bakal Gerus Penerimaan Negara Tahun Depan
Hati-Hati, Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bakal Gerus Penerimaan Negara Tahun Depan

Kusfiardi menekankan perlunya kebijakan fiskal yang hati-hati dan proaktif, termasuk dalam pengelolaan investasi infrastruktur yang strategis.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Ungkap Untung Rugi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekonomi Indonesia
Sri Mulyani Ungkap Untung Rugi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekonomi Indonesia

Begini untung rugi Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Dampak Konflik Geopolitik, DPR Sebut Rupiah Masih Lebih Baik Ketimbang Mata Uang Lain
Dampak Konflik Geopolitik, DPR Sebut Rupiah Masih Lebih Baik Ketimbang Mata Uang Lain

DPR mencermati dinamika dan dampak dari konflik geopolitik

Baca Selengkapnya
Transaksi Perdagangan Nasional Defisit, Masa Depan Rupiah Diprediksi Suram
Transaksi Perdagangan Nasional Defisit, Masa Depan Rupiah Diprediksi Suram

Transaksi berjalan Indonesia telah mengalami defisit secara terus-menerus dalam dua kuartal terakhir.

Baca Selengkapnya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Komentari Pelemahan Nilai Tukar Rupiah: Negara Lain Lebih Parah
Sri Mulyani Komentari Pelemahan Nilai Tukar Rupiah: Negara Lain Lebih Parah

Menyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Ekspresi Airlangga Angkat Bicara Soal Rupiah Lemah, Klaim Masih Lebih Baik dari Malaysia dan China
FOTO: Ekspresi Airlangga Angkat Bicara Soal Rupiah Lemah, Klaim Masih Lebih Baik dari Malaysia dan China

Pada awal perdagangan Kamis (18/4) pagi, nilai tukar rupiah mencapai Rp16.177 per dolar AS.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Anjlok, Jokowi Panggil Sri Mulyani hingga Gubernur BI ke Istana
Kurs Rupiah Anjlok, Jokowi Panggil Sri Mulyani hingga Gubernur BI ke Istana

Sri Mulyani dipanggil Kepala Negara di tengah kursi Rupiah yang anjlok hingga menyentuh level Rp16.420 per USD.

Baca Selengkapnya
Rupiah Nyaris Tembus Rp16.000, BI Klaim Masih Lebih Baik dari Ringgit Malaysia
Rupiah Nyaris Tembus Rp16.000, BI Klaim Masih Lebih Baik dari Ringgit Malaysia

Nilai tukar (kurs) Rupiah berada di level Rp15.618 per USD.

Baca Selengkapnya
Bukan Konflik Iran Vs Israel, Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Anjlok
Bukan Konflik Iran Vs Israel, Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Anjlok

Menko Airlangga membeberkan biang kerok Rupiah anjlok beberapa waktu lalu.

Baca Selengkapnya
Rupiah Nyaris Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Nilai Pelemahan Mata Uang Negara Lain Lebih Parah
Rupiah Nyaris Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Nilai Pelemahan Mata Uang Negara Lain Lebih Parah

Pelemahan Rupiah terhadap mata uang Negara Paman Sam hanya 2,34 persen.

Baca Selengkapnya
Rupiah Mulai Menguat, Begini Saran Anggota DPR
Rupiah Mulai Menguat, Begini Saran Anggota DPR

Nilai tukar rupiah terus menguat dalam dua hari terakhir

Baca Selengkapnya