Pengusaha: Ada investor tak jadi ke Indonesia karena harga gas mahal

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo menginginkan harga gas untuk industri di Tanah Air turun menjadi USD 6 per MMbtu. Saat ini, harga gas untuk industri masih berkisar di atas USD 10 per MMbtu.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan P. Roeslani menyambut baik instruksi Presiden Jokowi ini. Menurutnya, kalau harga gas bisa menjadi USD 6 per MMbtu maka akan sangat signifikan bagi industri dan pihaknya untuk jadi lebih kompetitif. Dia yakin, dampak turunnya harga gas akan mendorong industri dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Karena banyak investor yang mau investasi ke Indonesia tapi begitu tahu harga gasnya tinggi, dia beralih ke negara lain. Bahkan ada pemodal Indonesia beralih ke negara lain karena harga gas kita itu masih tinggi antara USD 9-USD 12 per MMbtu. Jadi kalau itu bisa ke USD 6, ke USD 7 saja saya rasa akan mendorong banyak kompetitif kita," ujarnya saat di temui di Jiexpo, Kemayoran, Kamis (13/10).
Jika dibandingkan dengan negara ASEAN, harga gas di Indonesia masih menjadi yang tertinggi bahkan jika dibandingkan dengan Vietnan. "Masih tinggian kita lah (dibanding Vietnam), kita paling tinggi di ASEAN. Singapura memang dulu tinggi, tapi sekarang cuma USD 4," ujarnya.
Menurutnya ada komponen-komponen dari pemerintah yang membuat harga gas jadi tinggi. "Itu ada breakdown-nya. Tapi itu juga kita minta supaya sama-sama kita harus menyesuaikan diri sehingga harga ini bisa turun."
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya