Pengusaha: Jaga nilai tukar Rupiah, pasar masih percaya pada USD

Merdeka.com - The Federal Reserve atau bank sentral Amerika secara resmi menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen. Kenaikan ini sempat beberapa kali ditunda dan akhirnya direalisasikan kemarin. Suku bunga acuan AS kini berada di kisaran 0,50 persen sampai 0,75 persen.
Kenaikan ini merupakan kedua kalinya dalam satu dekade terakhir. Bahkan Bank Indonesia memperkirakan The Fed akan kembali menaikkan suku bunganya sebanyak tiga kali tahun depan.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani mengatakan, pemerintah perlu mengantisipasi pelemahan nilai tukar Rupiah akibat menguatnya mata uang Dolar AS karena kenaikan suku bunga The Fed. Mengingat, saat ini pasar keuangan dunia lebih banyak menggunakan Dolar dibanding mata uang lain.
"Presiden Jokowi pernah meminta kita tidak bergantung pada Dolar dan mengalihkan ke Renmimbi. Tapi kalau ditanya masyarakat pakai mata uang apa? Di pasar orang lebih percaya pegang Dolar AS. Jadi masalah kebijakan The Fed tidak boleh dianggap remeh," kata Hariyadi di kantornya, Selasa (20/12).
Selain itu, kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menentukan ke mana arah ekonomi Negeri Paman Sam ini. Jika Trump mampu merealisasikan janji-janjinya saat kampanye, maka perekonomian AS akan kembali tumbuh.
"Kalau Trump buktikan janji employment balik ke AS dan akan tumbuh. Kalau terjadi persepsi meski AS akan tumbuh atau alami kemunduran, harusnya kalau dunia tidak suka Trump, USD melemah tapi ini menguat," imbuhnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya