Pengusaha sebut tutupnya Lotus jadi sinyal industri ritel RI belum membaik

Merdeka.com - Satu lagi toko ritel di Indonesia harus gulung tikar. Setelah beberapa bulan lalu PT Matahari Department Store menutup dua gerai miliknya, kini giliran Lotus Department Store yang menutup gerainya di sejumlah wilayah pada akhir bulan ini.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mendey mengaku kaget mendengar kabar penutupan toko ritel tersebut. Dia bahkan mengkonfirmasi langsung ke pihak manajemen namun belum terjawab.
Menurutnya, penutupan kembali toko ritel merupakan kegelisahan bagi regulator dan pemerintah bahwa bisnis ritel dalam situasi yang belum pulih.
"Karena kalau semua recovery, buka tutup itu sebagai suatu hal yang biasa dalam bisnis, tapi tutup di kala yang lain tidak tutup, ini sebagai sesuatu yang perlu dicatat," ujar Roy saat ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (23/10).
Dia menilai terjadi penutupan ritel tersebut disebabkan oleh kurangnya pendapatan. Sehingga, jika pendapatan dapat dibangkitkan kembali, berarti pola konsumsi masyarakat bisa dibangkitkan.
Menurutnya, dilihat dari pertumbuhan konsumsi belum meningkat, yang bisa diberikan pemerintah kepada perusahaan ritel ialah insentif. Misalnya saja insentif listrik.
"Yang paling efektif itu insentif listrik," tegasnya.
Roy menambahkan, biaya listrik memang menjadi komponen besar dalam operasi gerai ritel. Bahkan, porsi biaya listrik mencapai 40 persen.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya