Penyebab proyek 35.000 MW tak tercapai di 2019 versi pengusaha

Merdeka.com - Dewan Energi Nasional (DEN) menyebut, target pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW pemerintah Jokowi hanya akan terealisasi 19.000 MW di 2019 mendatang. Hal ini merujuk pada proyek pembangkit dalam rencana 35.000 MW yang sudah financial closing tahun ini.
Wakil Ketua Umum Bidang Konstruksi dan Infrastruktur Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Erwin Aksa menilai, minimnya realisasi program kelistrikan 35.000 MW dikarenakan masih rendahnya distribusi listrik di Indonesia, khususnya di daerah-daerah terpencil.
"Sekarang ini bukan hanya persoalan di pembangkitnya, tapi juga distribusinya. Pemerintah harus melihat dari sisi pembangkitnya saja, angka 35.000 ini memang besar sekali. Cuma distribusinya yang masih sangat rendah. Jadi distribusinya yang harus dipikirkan," kata Erwin di Jakarta, Kamis (17/11).
Selain itu, pembangunan pembangkit listrik di mulut tambang juga masih sangat lamban. Sebab, masih ada perbedaan harga batu bara antara PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan investor.
"Ini harus segera diputuskan penentuan harga batu bara dan percepatan pembangunan pembangkit listrik mulut tambang, dan percepatan distribusi sehingga terjangkau ke daerah kecil sehingga rasio ini menyeluruh," imbuhnya.
Sebelumnya, Anggota DEN Rinaldy Dalimi menyarankan pemerintah merevisi target 35.000 MW. Keputusan tersebut didapat setelah berdiskusi bersama Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Program 35.000 MW ini tahun 2019 diperkirakan mencapai 19,7 giga watt, minimal. Dengan bermacam pertimbangan termasuk dari sisi pertumbuhan ekonomi 6 persen," ujar Rinaldy.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya