Perang Dagang Donald Trump dengan Eropa Makin Sengit, Sampai Tebar Ancaman dan Bursa Saham Langsung Anjlok
Akibat perang dagang, saham jatuh lebih dalam ke zona merah pada hari Kamis karena eskalasi perang dagang.

Presiden Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif besar pada produk minuman alkohol asal Uni Eropa (UE). Kebijakan ini sebagai balasan terhadap Eropa usai mengenakan tarif impor terhadap baja, aluminium, hingga produk minuman alkohol buatan AS pada Kamis (13/3).
Dalam sebuah posting di Truth Social, Trump mengatakan pemerintahannya akan mengenakan tarif 200 persen pada minuman beralkohol dari UE. Kecuali jika negara itu membatalkan tarif 50 persen yang dikenakan pemerintah Eropa terhadap minuman keras Wisski asal AS.
"Jika Tarif ini tidak segera dicabut, AS akan segera mengenakan Tarif 200 persen pada semua Anggur, Sampanye, & Produk Alkohol yang keluar dari Prancis dan negara Eropa lainnya," tegas Trump dilansir CNN.com di Jakarta, Jumat (14/3).
Akibat perang dagang, saham jatuh lebih dalam ke zona merah pada hari Kamis karena eskalasi perang dagang. S&P 500 jatuh ke wilayah koreksi, turun 10 persen dari titik tertinggi sepanjang masa yang dicapai hanya tiga minggu lalu.
Industri minuman beralkohol Amerika Serikat mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka bersiap menghadapi dampak dari tarif pembalasan.
Kini, jika pertikaian dagang terus meningkat, produsen minuman keras AS mungkin harus menghadapi pembalasan yang lebih besar lagi.
Balasan Uni Eropa
Tak mau kalah, UE justru segera membalas terhadap apa yang disebutnya sebagai tindakan perdagangan yang "tidak dapat dibenarkan" dari pemerintahan Trump.
Tindakan balasan Uni Eropa mencakup tarif atas barang-barang Amerika senilai €26 miliar atau sekitar USD28 miliar, termasuk tarif atas kapal, bourbon, dan sepeda motor.
"Langkah-langkah tersebut, yang akan mulai berlaku pada bulan April, cepat dan proporsional," kata Uni Eropa dalam sebuah pernyataan.
Pemerintah Prancis berjanji untuk 'melawan' AS. Prancis adalah eksportir anggur terbesar ke AS, yang mengirimkan anggur senilai USD2,5 miliar tahun lalu, menurut data Departemen Perdagangan AS. Italia berada di posisi kedua, yang mengirimkan anggur senilai USD2,3 miliar ke AS tahun lalu.