Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pertamina dinilai belum mampu kelola Blok Mahakam sendiri

Pertamina dinilai belum mampu kelola Blok Mahakam sendiri Pengeboran Minyak. shutterstock

Merdeka.com - PT Pertamina (Persero) dinilai belum mampu mengelola Blok Mahakam tanpa bantuan operator lain. Pasalnya, dengan aset yang dimiliki saat ini, Pertamina belum juga mampu meningkatkan cadangan minyak dan gas bumi di lapangan milik mereka sendiri.

Mantan Direktur Utama Pertamina Ari Sumarno mengatakan Blok Mahakam merupakan lapangan migas yang secara teknis sulit dikelola lantaran terdiri dari dua jenis lapangan yaitu di darat (onshore) dan di laut (offshore). Dengan begitu, diperlukan teknologi yang lebih rumit dibanding lapangan migas di darat.

"Jadi direksi Pertamina jangan gegabah dan mudah mengatakan mampu mengoperasikannya sendiri. Tidak ada lapangannya yang teknis serumit itu atau volume produksinya sebesar itu," ujar Ari kepada wartawan di Jakarta Senin (25/2).

Di samping itu, lanjut Ari, Pertamina masih lemah dalam bidang geologi dan geofisika yang nantinya akan menyebabkan proses eksplorasi Blok Mahakam terhambat.

"Lihat saja, apakah dalam 10 tahun terakhir Pertamina berhasil menambah cadangan migas nya atau menemukannya secara berarti,

Evaluasi G & G sering salah, lihat pengalaman di lapangan Pondok Tengah, BEkasi atau di Donggi, Sulawesi Tengah," tegas dia.

Menurut Ari, Pertamina tidak perlu malu atau rendah diri, karena hal tersebut merupakan akibat kesalahan kebijakan pemerintah khususnya di masa orde baru. Setelah krisis Pertamina tahun 1975, Pertamina tidak boleh melakukan kegiatan eksplorasi maupun mengambil risiko untuk mengembangkan kemampuannya di sektor hulu.

"Ini juga tercermin bahwa produksi Migas Pertamina dari 1975 sampai 2001 terus menurun dan baru setelah berlakunya UU nomor 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi bisa meningkat lagi," kata dia.

Ari menambahkan Pertamina sebaiknya mengambil kesempatan alih teknologi dan manajerial sebesar-besarnya dari Total dalam turut mengelola blok Mahakam. "Posisi sebagai co operator atau joint operator adalah yang terbaik bagi Pertamina. Juga merupakan kesempatan terbaik dan paling rendah biayanya. Apalagi dibandingkan dengan langkah akuisisi blok migas di Algeria," pungkas dia.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) berharap pemerintah memberikan 100 persen saham blok Mahakam di Kalimantan Timur. Namun, apabila ada kontraktor kontrak kerjasama yang berminat di blok tersebut dapat membelinya ke Pertamina sehingga mengoptimalkan penerimaan negara. (mdk/rin)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP