Pertumbuhan Ekonomi dan Kurs Rupiah Meleset Dari Target APBN 2018

Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merilis pencapaian sementara ekonomi makro dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Angka-angka ini masih akan di audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk kemudian disahkan pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Hingga akhir 2018, pertumbuhan ekonomi diprediksi berada pada angka 5,15 persen, meleset di bawah prediksi sebesar 5,4 persen. Selain pertumbuhan ekonomi, nilai tukar Rupiah, harga minyak hingga lifting gas juga meleset di bawah prediksi.
"2018, di asumsikan pertumbuhan ekonomi 5,4 persen, realisasinya kita perkirakan di 5,15 persen dibulatkan jadi 5,2 persen. Nilai tukar yang mengalami deviasi cukup besar dari Rp 13.400 ke Rp 14.247 per USD," ujar Sri Mulyani di Kantornya, Jakarta, Rabu (2/1).
"Harga minyak juga mengalami deviasi tajam dari asumsi USD 48 per barel dan realisaisnya USD 67,5 per barel. Lifting minyak kita di bawah yang diasumsikan. Asumsinya 800 ribu bph dan realisasinya 776 ribu bph. Lifting gas asumsinya 1.200 boepd dan realisasi nya 1.136 boepd," sambungnya.
Komponen ekonomi makro lainnya seperti inflasi cukup baik di bawah asumsi 3,5 persen yang mencatat realisasi sebesar 3,13 persen. Kemudian, suku bunga SPN 3 bulan asumsi 5,2 persen dan realisasinya 4,95 persen sedikit di bawah dari asumsi.
"Dengan situasi ini, maka APBN 2018 dan ini pertama kali dalam 15 tahun UU APBN tidak dilakukan perubahan. Tidak ada undang-undang perubahan. Jadi ini APBN sama dengan yang disampaikan di DPR untuk 2018. APBN kita pelaksanaan 2018 adalah sangat baik dan optimal," jelas Sri Mulyani.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya