Ramadan, pengeluaran belanja masyarakat meningkat 30 persen
Merdeka.com - Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Indonesia untuk membeli berbagai perlengkapan guna menyambut Hari Raya Idul Fitri, seperti pakaian, bingkisan, hingga aksesoris.
Menurut data Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), pengeluaran belanja masyarakat di bulan Ramadan tahun 2016 melonjak hingga 30 persen dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
"Beragam jenis usaha seperti mal, pusat perbelanjaan, supermarket, termasuk online shopping pun ramai akan pembeli. Di sisi lain, para pemudik sudah siap dengan tiket pesawat, kereta api, bis, atau kapal agar dapat pulang ke kampung," ujar Presiden Direktur PT. Visa Worldwide Indonesia, Harianto Gunawan melalui keterangan resminya, Jakarta, Jumat (23/6).
-
Apa yang meningkat penjualannya menjelang Lebaran? Menjelang Hari Raya Idulfitri, penjualan pernak-pernik bernuansa Islami mengalami peningkatan sekitar 20-30 persen.
-
Apa yang meningkat di Pasar Tanah Abang menjelang Ramadan? Menjelang Ramadan, aktivitas jual beli di Pasar Tanah Abang mulai mengalami peningkatan.
-
Kenapa omzet pedagang Tanah Abang naik menjelang Ramadan? Memasuki bulan suci Ramadan, ragam busana muslim yang paling banyak dipesan dan diminati para konsumen.
-
Kenapa penjualan ornamen Islami meningkat saat Ramadan? Saat Ramadan dan menjelang Hari Raya Idulfitri, penjualan pernak-pernik bernuansa Islami mengalami peningkatan sekitar 20-30 persen.
-
Kenapa orang berbelanja baju lebaran? Semarak perayaan Idul Fitri seringkali menjadi ajang tampil gaya dalam busana.
-
Apa yang laris di Lebaran? Di Indonesia, momen lebaran identik dengan mudik, baju dan mukena baru, berkumpul makan bersama keluarga di kampung halaman. Oleh karena itu, bisnis seperti busana muslim, mukena, hingga makanan tentunya akan laris manis diserbu masyarakat.
Dia menambahkan, saat ini masyarakat lebih memilih kenyamanan, kecepatan sekaligus keamanan yang lebih, oleh karena itu mengantre untuk membeli tiket, atau bahkan sekadar mengantre di kasir sudah bukan menjadi pilihan. Itulah salah satu alasan mengapa transaksi belanja online terus meningkat.
Survei Consumer Payment Attitude yang dilakukan oleh Visa tahun 2016 lalu menunjukkan bahwa 86 persen masyarakat Indonesia berbelanja online setidaknya satu kali dalam sebulan, meningkat 16 persen dibandingkan dengan tahun 2015.
Survei tersebut juga menemukan bahwa travel (53%) merupakan kategori yang paling banyak dibeli konsumen secara online dalam 12 bulan terakhir, yakni sebanyak 53 persen menempati peringkat kedua setelah produk fesyen dan aksesoris sebesar 63 persen.
Selain itu 74 persen responden mengakui bahwa harga yang lebih murah merupakan salah satu alasan mengapa mereka lebih suka berbelanja online. 78 persen responden lainnya memilih belanja online setelah membaca review, komentar dan feedback yang ada di media sosial, sementara 69 persen responden berbelanja online karena banyaknya promo menarik yang ditawarkan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini berdasarkan hasil survei Telkomsel Enterprise terhadap warga Indonesia jelang Lebaran.
Baca SelengkapnyaMenjelang Ramadan, aktivitas jual beli di Pasar Tanah Abang mulai mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaUntuk tahun 2024 ini, kenaikan permintaan berbagai komoditas terbilang wajar karena sudah terdeteksi satu bulan sebelum Ramadan.
Baca Selengkapnyabagi konsumen Indonesia, belanja menjelang Idulfitri merupakan puncak musim belanja.
Baca SelengkapnyaJumlah Penumpang Pesawat Domestik Turun Pada Maret 2024, Ternyata Ini Penyebabnya
Baca SelengkapnyaTurunnya harga tiket transportasi udara membuat sektor ini mengalami deflasi.
Baca SelengkapnyaMenjelang Hari Raya Idulfitri, penjualan pernak-pernik bernuansa Islami mengalami peningkatan sekitar 20-30 persen.
Baca SelengkapnyaSelama bulan Ramadan permintaan pisang mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaMenjelang bulan Ramadan 2024 ini, penting bagi pemasar dan pengiklan untuk memahami pasar di Indonesia secara tepat.
Baca SelengkapnyaSecara bulanan, penjualan eceran diperkirakan meningkat 1,6 persen (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi 7,2 persen (mtm).
Baca Selengkapnya