Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Robot ancam tingkat pengangguran Indonesia semakin parah

Robot ancam tingkat pengangguran Indonesia semakin parah robot piano Teo Tronico. ©2017 REUTERS/Thomas Peter

Merdeka.com - Beberapa negara maju seperti Amerika Serikat dan China telah berhasil menerapkan sistem robitisasi dalam dunia kerja. Di mana pekerjaan-pekerjaan yang tadinya dilakukan oleh manusia diambil alih dan dikerjakan oleh robot.

Saat ini, Indonesia sudah mulai menerapkan sistem tersebut. Namun, apakah robotisasi di Indonesia akan berhasil seperti di negara lain?

Ekonom Lembaga Pengkajian Peneliti dan Pengembangan Ekonomi Kamar Dagang dan Industri (LP3E Kadin), Ina Primiana, menilai pemerintah harus hati-hati dalam mengatur kebijakan penggunaan robot di sektor usaha. Sebab, di Indonesia masih banyak tenaga kerja manusia yang belum terserap.

"Kalau semuanya diganti oleh robot, sementera orang menganggur semua bagimana? Belum pakai robot saja sudah banyak pengangguran," kata Ina kepada merdeka.com.

Ina menegaskan, robotisasi di luar negeri bisa berhasil karena kekurangan tenaga kerja manusia. "Harus dipikirkan karena jumlah tenaga kerja di luar negeri kan kekurangan tenaga kerja, kalau di kita banyak. Jadi kebijakannya harus hati-hati tak bisa sembarangan juga," ujarnya.

Meski demikian, Ina mengungkapkan ada beberapa industri yang bisa terbantu dengan adanya robot, terutama pabrik dengan alat-alat berat dan besar seperti perakitan mobil.

"Tergantung dari produk yang dibuatnya, selama produk itu memerlukan ketelitian yang tepat dan standarnya sangat teliti bisa digantikan oleh robot kayak di pabrik mobil," ujarnya.

Namun, lanjutnya, tetap penggunaan tenaga kerja manusia bisa tidak dihilangkan dan dikombinasikan dengan robot. Misalnya, untuk tahapan awal menggunakan tenaga robot kemudian tahapan lain seperti pemasangan aksesoris tetap menggunakan tangan manusia.

Akan tetapi, Ina memandang tidak perlu ada kekhawatiran eksistensi tenaga kerja manusia bisa tergeser oleh keberadaan robot. Sebab, banyak industri lain yang tidak memungkinkan untuk memakai robot dalam produksinya seperti fesyen dan makanan dan beberapa industri lain yang membutuhkan keterampilan manusia.

"Sebetulnya ada industri-industri kecil yang tak harus dilakukan oleh robot."

Selain itu, Ina mengatakan harus ada keseimbangan antara penggunaan robot dengan tenaga kerja manusia. Salah satu solusinya pemerintah bisa memaksimalkan sektor lain untuk penyerapan tenaga kerja manusia seperti sektor pertanian dan jasa.

"Pemerintah harus memikirkan lapangan pekerjaan ke sektor pertanian dan jasa."

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP