Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rupiah terjatuh hingga 14.500 per USD, BI pastikan Indonesia tak sendiri

Rupiah terjatuh hingga 14.500 per USD, BI pastikan Indonesia tak sendiri Deputi BI Mirza Adityaswara. ©2017 Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu

Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) melemah hingga menyentuh level Rp 14.500 per USD. Angka ini menyusul adanya pernyataan Gubernur Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang mengindikasikan konsistensi menaikkan suku bunga acuan empat kali tahun ini.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, mengatakan semua negara juga mengalami pelemahan nilai tukar terhadap USD. Salah satunya mata uang China, Yuan yang mengalami pelemahan terhadap USD sebesar 6,7 persen.

"Semua negara juga melemah, dalam dua hari terakhir Yuan depresiasi lagi menembus 6,7 persen bahkan tadi pagi 6,8 persen. Bank central China intervensi kemudian turun di bawah 6,8," ujar Mirza saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (20/7).

"Ya setiap kali China melakukan depresiasi berdampak kepada kurs negara-negara emerging market yang lain, tadi malem kurs South Africa, Brazil, Chili, Polandia juga melemah. Jadi ya gabungan dari The Fed yang memang konfirmasi akan naik terus," sambungnya.

Mirza mengatakan, bank sentral telah melakukan intervensi dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 100 basis poin selama pelemahan Rupiah terjadi. Dia juga menambahkan, pasar keuangan Indonesia saat ini sudah cukup menarik bagi investor.

"Tidak semua harus dengan suku bunga, BI lihat sudah naikkan 100 bps dan pasar keuangan Indonesia sudah cukup menarik. Kalau melihat interest rate Indonesia terhadap India sudah lebih baik, kalau dilihat dari fair-fair untuk Rupiah sudah menarik, tapi situasi globalnya masih tekanan di negara-negara emerging market," tandasnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP