Salip Mbah Google, Pemerintah AS Kepanasan dan Ancam Blokir TikTok
Keberhasilan yang diraih TikTok tersebut membuat Pemerintah AS panas.
Keberhasilan yang diraih TikTok tersebut membuat Pemerintah AS panas.
Salip Mbah Google, Pemerintah AS Kepanasan dan Ancam Blokir TikTok
Salip Mbah Google, Pemerintah AS Kepanasan dan Ancam Blokir TikTok
TikTok, aplikasi buatan raksasa teknologi China, ByteDance Ltd resmi mengalahkan Google, Facebook, hingga Instagram. Padahal, tiga aplikasi pencarian sekaligus media sosial tersebut merupakan sebuah perusahaan publik Amerika Serikat (AS). "TikTok tidak hanya melampaui platform sosial lainnya, dalam hal lalu lintas internet global. Tetapi menjadi lebih mudah diakses daripada Google dan aplikasi populer lainnya," tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (28/8).
Namun, keberhasilan yang diraih TikTok tersebut membuat Pemerintah AS panas.
Bahkan, di era Presiden Donal Trump sempat berupaya memblokir TikTok karena alasan keamanan negara.
"Pada Agustus 2020, Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif yang akan menjatuhkan sanksi terhadap platform tersebut, mengutip masalah keamanan karena ikatannya ke China," ungkap Forbes.
Beruntung, Departemen Perdagangan AS menegakkan perintah tersebut usai melakoni persidangan panjang bersama Parlemen AS.
Selain itu, Presiden Biden juga resmi mundur dari upaya penangguhan TikTok tersebut.
"Dominasi dan popularitas TikTok yang berkelanjutan adalah peristiwa luar biasa untuk platform sosial yang hampir ditutup di AS," tulis Forbes.
Badan Keamanan Internet Amerika Serikat (AS) menyebut gerakan TikTok mengalahkan Google dimulai pada Februari 2021.
Pada 17 Februari, TikTok mendapat posisi teratas selama satu hari. Bahkan, TikTok mulai menempati posisi teratas hampir setiap hari pada bulan Agustus.
Sementara Google hanya beberapa hari saja memegang posisi pertama.
Padahal, Google adalah domain yang paling banyak diakses pada akhir 2020, menurut Cloudflare.
Lalu diikuti oleh Facebook, Microsoft, Apple, dan Netflix. "Sementara lalu lintas TikTok berada jauh di urutan ketujuh," ungkap Forbes.
Alasan Gen Z Pilih TikTok Ketimbang Mbah Google
Sebelumnya, Melansir dari Washington Post, seorang Pemasar berusia 26 tahun dari London, Clint Choi atau Gen Z menyatakan awalnya Google menjadi prioritas bagi mereka yang ingin mendapatkan informasi. Namun seiring berjalannya waktu, konsumen kini sudah beralih untuk jarang menggunakan pencarian Google. "Perasaan saya tentang merek tersebut telah berubah cukup besar. Ketika saya baru mulai mengakses internet, Google adalah otoritas, tetapi perusahaan induk yang memiliki Google telah salah menempatkan kepercayaan konsumen. Kami tidak lagi melihat Google sebagai pusat otoritas pencarian," ujar Clint, dikutip dari Washington Post, Minggu (30/7).
Kendati begitu, menurut SimilarWeb, Google masih menjadi kekuatan dominan dalam pencarian.
Platform tersebut masih memegang 90 persen pasar mesin pencari.
Namun semakin banyak pengguna, terutama Gen Z mengeluh, dan tanda-tanda banyak penurunan.
Clint menyebut, menurut Cloudflare pada tahun 2021, TikTok secara singkat mencopot Google sebagai domain paling populer di dunia. Sekitar 40 persen Gen Z mereka yang lahir antara tahun 1997 dan 2012 lebih suka menemukan informasi di platform selain Google. Lanjut Clint, pangsa pendapatan Google dari iklan pencarian di Amerika Serikat diperkirakan turun menjadi 54 persen tahun ini. Angka pendapatan ini turun jauh dari 67 persen pada 2016.