Selain Tarif, Ini Alasan Pengusaha Truk Tak Mau Masuk Tol Trans Jawa

Merdeka.com - Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Cabang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, membeberkan alasan mengapa enggan menggunakan jalan tol Trans-Jawa dalam pengiriman berbagai jenis barang.
"Alasan pertama kami memilih jalan nasional daripada jalan tol adalah tarif," kata Ketua Aptrindo Cabang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Supriyono seperti dikutip dari Antara, Rabu (27/2).
Dia menyebutkan biaya distribusi barang dengan tujuan dari Semarang ke Jakarta untuk truk golongan V sebesar Rp 3 juta, sedangkan jika melintasi jalan tol untuk pergi pulang Rp 2 juta.
"Terus komisi sopir dan uang makan habis, kalau masuk tol bagaimana?" ujarnya.
Alasan kedua adalah kendaraan yang digunakan Aptrindo berupa truk-truk berukuran besar yang hanya bisa berjalan dengan kecepatan rata-rata 40 kilometer per jam dengan kondisi muatan penuh, sedangkan jalan tol dibangun dengan konsep kecepatan tinggi.
Truk muatan berat tidak akan berani berjalan dengan kecepatan tinggi dan harus berhenti tiap 3-4 jam perjalanan untuk menjaga suhu ban tidak terlalu panas.
"Perbandingannya, truk muatan berat Semarang-Jakarta butuh 1,5 hari jika menggunakan jalan tol, namun jika melintasi jalan nasional berkisar dua hari sehingga durasi waktunya terpaut sedikit," katanya.
Kemudian, alasan ketiga adalah belum semua ruas jalan tol Trans Jawa terdapat rest area, padahal ini penting karena truk harus berhenti untuk mendinginkan ban.
Supriyono berpendapat jika jalan tol merupakan jalan alternatif dan bukan kewajiban hal itu berarti pengusaha di bidang transportasi sah-sah saja memilih jalan nasional atau jalan tol karena pertimbangannya adalah nilai ekonomi.
"Seluruh anggota Aptrindo Cabang Pelabuhan Tanjung Emas Semarang akan bersedia masuk tol jika konsumen bersedia menanggung biaya jalan tol sesuai tarif," ujarnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya