Sri Mulyani Catat APBN Surplus Rp10,3 Triliun di Kuartal I-2022
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mencatat realisasi APBN pada kuartal I 2022 surplus Rp10,3 triliun. Realisasi itu setara 0,06 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Surplus tersebut terjadi karena pendapatan negara pada 3 bulan pertama tahun ini mencapai Rp501 triliun, sementara belanja negara tercatat sebesar Rp490,6 triliun.
Realisasi APBN ini pun tumbuh positif 107,2 persen dibanding kuartal I 2021, ketika terjadi defisit Rp143,7 triliun.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Apa yang dimaksud dengan APBN? APBN adalah singkatan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Ini merupakan rencana keuangan pemerintah yang mencakup semua pemasukan dan pengeluaran negara dalam satu tahun anggaran.
-
Mengapa realisasi investasi tahun 2023 meningkat? 'Alhamdulillah, Januari sampai Desember 2023 sebesar Rp 1.418 triliun, tumbuh 17,5 persen secara tahunan dan 101,3 persen dari target investasi tahun 2023,' ujar Bahlil dalam konferensi pers kinerja investasi tahun 2023, di Gedung Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Rabu (24/1/2024).
"Ini artinya kondisi APBN kita positif, surplus sampai akhir kuartal I 2022. Tahun lalu sudah defisit 0,85 persen GDP pada posisi bulan Maret. Tahun ini kita masih surplus 0,06 persen dari GDP," terang Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (20/4).
Sri Mulyani mengatakan, pemasukan pajak jadi kunci utama atas realisasi pendapatan negara senilai Rp501 triliun pada triwulan pertama tahun ini.
Penerimaan perpajakan pada kuartal I 2022 tercatat senilai Rp401,8 triliun, terdiri atas penerimaan pajak Rp322,5 triliun serta kepabeanan dan cukai Rp79,3 triliun. Sementara dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) realisasinya Rp 99,1 triliun.
Sisi Belanja
Sedangkan dari sisi belanja realisasinya mencapai Rp490,6 triliun. Terdiri dari belanja kementerian/lembaga sebesar Rp150 triliun, belanja non-kementerian/lembaga Rp164,2 triliun, dan belanja transfer ke daerah dan dana desa Rp176,5 triliun.
Surplus APBN ini juga turut berdampak terhadap penurunan pembiayaan utang. Pemerintah hanya mengeluarkan Rp139,4 triliun di kuartal I 2022, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu mencapai Rp332,8 triliun.
"Pembiayaan utang merosot atau turun tajam yaitu 58,1 persen. Ini surplus dan pembiayaan utang merosot tajam, menggambarkan APBN mulai pulih kesehatannya," tukas Sri Mulyani.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Angka tersebut sudah melebihi target Undang Undang (UU) APBN untuk tahun 2023 yang hanya Rp2.463,2 triliun.
Baca SelengkapnyaRealisasi ini setara dengan 0,71 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Baca SelengkapnyaBendahara negara ini juga melaporkan, kinerja APBN sampai dengan akhir Juli masih tetap terjaga positif.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mencatat APBN Surplus Rp67,7 Triliun per Kuartal II-2023
Baca SelengkapnyaSri Mulyani melaporkan APBN mengalami surplus Rp22,8 triliun hingga 15 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut sudah mencapai 101,3 persen dari targetAPBN 2023.
Baca SelengkapnyaSelain sektor penerimaan, Bea Cukai turut mendukung APBN 2023 dengan menjaga stabilitas kondisi ekonomi.
Baca SelengkapnyaDengan capaian ini, untuk keseimbangan primer mengalami surplus mencapai Rp122,1 triliun.
Baca SelengkapnyaKendati begitu, angka ini masih lebih kecil dibandingkan dengan pagu defisit APBN 2024.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca SelengkapnyaMeski mengalami defisit, kinerja APBN selama Agustus diklaim mengalami perbaikan.
Baca SelengkapnyaReliasasi belanja negara sebesar Rp184,2 triliun atau 5,5 persen dari pagu tahun 2024 yakni Rp3.325, 1 triliun.
Baca Selengkapnya