Sri Mulyani sebut keputusan OPEC tak buat harga minyak dunia naik

Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengaku terkejut dengan keputusan Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang akan memangkas produksi minyak mereka. Keputusan ini membuat harga minyak naik, bahkan beberapa hari terakhir harga emas hitam ini berada di atas USD 50 per barel.

Meski demikian, Ani sapaan akrab Sri Mulyani meyakini harga minyak dunia tidak akan bergerak terlalu tinggi. Ani percaya asumsi Indonesia dalam APBN-P 2016 yang menetapkan harga minyak dunia di USD 45 per barel masih aman.

"Saya rasa masih imbang, dari sisi harga minyak sesuai dengan asumsi kita di USD 45 per barel. Sebab kita melihat perkembangan ekonomi sekarang (masih melemah)," ucap Ani di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (6/12).

Kenaikan harga minyak dunia masih akan tertahan meskipun OPEC memangkas produksi untuk mengurangi pasokan. Penyebabnya, pertumbuhan ekonomi dunia masih belum pulih. Permintaan terhadap minyak di beberapa negara masih melemah hingga saat ini. "Saya melihat bahwa itu masih 50-50 dari sisi kenaikan harga minyak," jelasnya.

Ani menegaskan, permintaan minyak dunia di beberapa negara masih variatif. Di Eropa misalnya, negara di sana masih dalam tahap pemulihan perekonomian yang berdampak pada permintaan minyak yang melemah.

"Namun dilihat dari prospek permintaan tidak mengalami kenaikan, kemungkinan saja, penguatan dari harga minyak itu akan terpengaruh atau dilemahkan oleh permintaan yang melemah juga. Dengan demikian mungkin dia tidak akan bisa bertahan cukup lama dalam posisi yang terlalu tinggi," katanya.

Selain itu, di Amerika Serikat akan sangat dipengaruhi oleh arah kebijakan presiden terpilih Donald Trump. Negara Paman Sam tersebut memiliki shale gas yang bisa dijadikan substitusi minyak.

"Namun dari AS sendiri, kebutuhan terhadap energi dan produksi terutama dari non minyak, melalui shale gas itu juga bisa mensubstitube," pungkasnya.