Strategi Combiphar Bertahan di Tengah Pandemi Tanpa PHK Karyawan
Merdeka.com - Presiden Direktur Combiphar, Michael Wanandi mengungkapkan, perusahaan menerapkan sejumlah strategi untuk bertahan selama pandemi Covid-19 selama hampir setahun terakhir. Strategi ini membuat bisnis bisa berjalan dengan cukup baik, tanpa ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan pemangkasan gaji karyawan.
Pada awal pandemi, perusahaan consumer healthcare ini mengatur strategi agar likuiditas perusahaan tetap berlangsung. Selain itu, juga memastikan para karyawan tidak tertular Covid-19. Inisiatif-inisiatif tersebut menjadi kunci prioritas Combiphar pada awal dan pertengahan pandemi.
"Saya di awal pandemi memutuskan untuk bertahan. Krisis likuiditas di perusahaan bisa menghancurkan sebuah perusahaan, jadi pada awal pandemi kami mencanangkan bagaimana kita mengatur strategi likuiditas perusahaan tetap berlangsung," ungkap Michael dalam konferensi virtual pada Selasa (26/1).
Dia memastikan, Combiphar selama pandemi Covid-19 tidak melakukan PHK dan memangkas gaji karyawan. Combiphar pun mencatatkan bisnisnya tidak mengalami pertumbuhan pada tahun lalu, tapi kondisi ini sedikit lebih baik daripada pasar.
"Pada 2020 di luar Air Mancur Grup, pertumbuhan bisnis kami flat karena di industri kesehatan saya rasa minus 3 sampai 4 persen. Kita sedikit lebih baik daripada pasar, hampir flat dengan -1 sampai 0 persen," jelas Michael.
Secara profit juga cukup baik berkat berbagai upaya menahan pengeluaran yang tidak mendesak pada tahun lalu. "Kita menahan biaya-biaya yang tidak perlu, ini lebih menjaga likuiditas perusahaan jadi secara otomatis profitabilitas kita baik karena itu," sambungnya.
Memasuki 2021, Combiphar optimistis situasi akan lebih baik terutama dengan akuisisi Air Mancur Grup yang akan membantu menopang perusahaan. Vaksinasi diharapkan dapat memulihkan perekonomian dengan cepat, sehingga bisnis terbantu.
Reporter: Andina Librianty
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ternyata Ini Penyebab Maraknya PHK di Perusahaan Teknologi Meski Pandemi Covid-19 Sudah Berlalu
Dia menyadari, Meta dan banyak perusahaan teknologi lainnya telah mempekerjakan terlalu banyak orang.
Baca SelengkapnyaPasca Pandemi Covid-19, Penempatan Pekerja Migran Terus Meningkat
Pemerintah akui penempatan pekerja migran masih memiliki berbagai tantangan.
Baca SelengkapnyaPMI Manufaktur RI Bertengger di Level Ekspansif 30 Bulan Berturut-turut, Apindo: Jadi Momentum Keluarkan Kebijakan Pro Industri
Capaian PMI manufaktur tersebut menandakan Indonesia telah benar-benar keluar dari pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaIni Strategi Ganjar untuk Membuka Lapangan Kerja
Ganjar juga menyoroti pentingnya stabilisasi harga bahan pokok.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker
Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaPemerintah Resmi Terapkan Aturan Baru Tarif Efektif PPh 21, Begini Cara Memahaminya
Aturan baru mengenai tarif efektif PPh 21 ini berlaku mulai 1 Januari 2024.
Baca SelengkapnyaEmpat Konglomerat yang Sukses Menghasilkan Harta Kekayaan Tanpa Warisan
Forbes mencatat, hanya ada 26 dari 760 orang di dunia, yang memiliki kekayaan melimpah dari nol dengan kerja keras sendiri.
Baca Selengkapnya