Strategi PT Pos Indonesia hindari kebangkrutan

Merdeka.com - Cara komunikasi melalui surat menyurat pernah berada di puncak kejayaan. Di masa itu, PT Pos Indonesia berada di masa keemasan. Namun, sejak dibukanya pintu globalisasi dengan kemudahan akses mengirim pesan atau kabar melalui jaringan telepon dan internet, surat menyurat yang dikirim menggunakan jasa Pos Indonesia pun semakin ditinggalkan.
Banyak pihak meragukan kecepatan Pos Indonesia yang dahulu selalu menjadi pilihan utama masyarakat. Kondisi tersebut pernah dikeluhkan oleh Direktur Utama Pos Indonesia I Ketut Marjana pada medio tahun lalu. Persepsi masyarakat menganggap Pos Indonesia sudah memasuki sunset industry atau masuk dalam kelompok industri senja.
Pos Indonesia mencoba bertahan di tengah gelombang serbuan teknologi dan globalisasi. "Kita harus menyesuaikan dengan permintaan dan perkembangan zaman yaitu dengan melakukan diversifikasi usaha," tegas Ketut kala itu.
Agar bisa tetap bertahan, tidak ada jalan lain bagi Pos Indonesia selain gencar ekspansi, lebih kreatif, dan diversifikasi usaha. Tujuannya tidak hanya bertahan, tapi bisa menjadi salah satu perusahaan pelat merah yang memberi keuntungan bagi negara.
Berbagai strategi disiapkan setelah Pos Indonesia gagal mencari pendanaan segar dari lantai bursa melalui skema penawaran saham umum perdana atau initial public offering (IPO). Di sisi lain, pemerintah melalui Kementerian BUMN tidak akan memberi suntikan modal ke PT Pos.
Tahun ini Pos Indonesia menargetkan laba Rp 275 miliar. Angka ini naik dari perolehan tahun lalu yang hanya Rp 144 miliar untuk laporan keuangan yang belum diaudit. Sedangkan pendapatan tahun ini direncanakan mencapai Rp 4,5 triliun dan angka ini naik dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 3,3 triliun.
Menarik mengikuti strategi yang dilakukan 'pak pos' untuk bangkit sekaligus menghindar dari ancaman kebangkrutan karena perkembangan teknologi yang semakin canggih. Setidaknya, lima langkah sudah disiapkan untuk ekspansi. Berikut paparannya.
Perkuat bisnis perangko
Pos Indonesia mengakui terjadinya penurunan pendapatan bisnisnya dari pengiriman surat berperangko. Perusahaan pelat merah ini berencana membuat perangko dengan sistem coding untuk memudahkan pengiriman.
Selain itu, Pos Indonesia juga berencana menerbitkan 300.000 buah perangko seri Keraton Ratu Boko yang menyasar para filatelis lokal maupun mancanegara. Sebagai tahap awal, pihaknya telah mengirimkan produk ini ke Israel dan Taiwan.
Bikin mal, apartemen dan hotel
Aksi ekspansi bakal dilakukan Pos Indonesia tahun ini. Perseroan berencana mengembangkan sayap bisnisnya dengan merambah sektor properti.
Untuk langkah awal, Pos Indonesia akan mengembangkan properti di 60 kawasan yang dimilikinya. Tidak tanggung-tanggung, perusahaan pelat merah ini berambisi membangun mal, hotel hingga apartemen. 39 Perusahaan baik sesama perusahaan BUMN maupun swasta bakal digandeng.
Rencana pembangunan ini direncanakan sudah dimulai April 2013 di kawasan Surabaya, Malang, Bandung, Pontianak, dan lainnya.
Akuisisi perusahaan asing
Tidak hanya ekspansi di dalam negeri, Pos Indonesia juga berencana ekspansi ke luar negeri dengan cara mengakuisisi perusahaan logistik agar bisa menembus pasar Singapura dan Malaysia. Untuk akuisisi ini dibutuhkan dana sekitar Rp 350 miliar. Sayangnya, nama perusahaan yang akan diakuisisi masih dirahasiakan.
Ekspansi sektor migas
Direktur Utama PT Pos Indonesia Ketut Mardjana mempunyai mimpi menjadikan Pos Indonesia sebagai Toward the leading network company pada 2016. Dia tak ragu melebarkan sayapnya di sektor migas.
Untuk langkah awal PT Pos Indonesia sudah mulai mengembangkan sayapnya untuk bekerjasama dengan BUMN lainnya seperti Pertamina dalam pengiriman alat pengeboran minyak tengah laut. Bukan itu saja, PT Pos Indonesia juga sedang melirik PT Gas Indonesia untuk menjalin kerjasama.
Merger dengan Damri
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan punya cara lain agar PT Pos Indonesia tetap 'hidup'. Salah satunya dengan menggabungkan Perum Damri ke dalam Pos Indonesia. Dua BUMN tersebut diwacanakan dilebur. Baik PT Pos maupun Perum Damri dinilai mempunyai core atau inti bisnis yang sama yaitu sama sama membutuhkan transportasi.
Namun, Pos Indonesia memberikan sinyal penolakan wacana merger tersebut. PT Pos khawatir akuisisi Perum Damri bisa berdampak buruk bagi kinerja PT Pos Indonesia ke depannya.
Bidik kantong TKI
Pos Indonesia melirik potensi jasa pengiriman uang dari Tenaga Kerja Indonesia. PT Pos Indonesia menggandeng PT Pos Malaysia untuk jasa pengiriman uang dan barang antar negara, wesel ekspres international (international express money order) dan paket cepat PRIMA International (prepaid parcel).
Perseroan membidik kantong-kantong TKI atau tenaga kerja sebagai basis layanan pengiriman logistik dan uang ke kampung halaman. Menurutnya saat ini banyak pekerja kelapa sawit di luar Jawa, semisal di Kalimantan yang menggunakan layanan PT Pos.
Perseroan juga mengembangkan layanan e-commers atau transaksi keuangan yang cepat untuk kembali merebut bisnis logistik dan jasa pengiriman, terutama untuk corporate. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya