Survei: Mayoritas Masyarakat Indonesia Minimal Gunakan 3 Dompet Digital
Merdeka.com - Ipsos Indonesia mencatat pertumbuhan pesat pembayaran digital di masyarakat sepanjang 2019. Hal ini terungkap dari hasil survei Ipsos Indonesia terkait riset kebiasaan masyarakat Indonesia terhadap penggunaan alat pembayaran digital.
"Di mana menurut data dari Bank Indonesia, selama tahun 2019 saja telah terjadi 4,7 juta jumlah transaksi cashless, dan Rp 128 triliun volume transaksi cashless di Indonesia, sehingga evolusi pembayaran sudah terjadi dengan pesatnya," kata Managing Director Ipsos Indonesia, Soeprapto Tan, dalam ajang Ipsos Marketing Summit 2020: Indonesia The Next Cashless Society, Pullman Jakarta Central Park, Jakarta, Rabu (15/1).
Tentunya hal itu dipengaruhi oleh kehadiran teknologi dan digitalisasi di Indonesia, yang mampu mengubah kebiasaan masyarakat dalam menggunakan alat pembayaran.
-
Kenapa prabayar disukai banyak orang? Dengan segala kelebihan yang dimilikinya, tidaklah mengherankan bahwa prabayar menjadi pilihan yang populer bagi banyak orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
-
Siapa yang lebih suka aplikasi utilitas digital? Namun, pengguna Android menyukai aplikasi utilitas digital seperti peluncur, aplikasi anti-virus, dan peningkat kinerja, dan mereka siap membayar dan menghabiskan uang untuk aplikasi tersebut 5 kali lebih banyak daripada pengguna iOS.
-
Mengapa transaksi digital penting untuk ekonomi digital? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie menyebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk digital ekonomi senilai 800 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp12.096,8 triliun.
-
Mengapa teknologi memberikan dampak positif? Perkembangan teknologi memiliki banyak dampak positif bagi kehidupan manusia, baik di bidang informasi, komunikasi, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, maupun politik.
-
Kenapa milenial dan Gen Z setuju dengan uang dapat membeli kebahagiaan? Mereka juga akan bahagia jika mereka memiliki kemampuan untuk menanggung pengeluaran tak terduga dan mengurus orang yang mereka cintai.
-
Kenapa bayar pajak online lebih praktis? Pembayaran pajak mobil sekarang bisa dilakukan secara daring, yang membuatnya lebih praktis dan sederhana, serta menghemat waktu Anda daripada harus pergi ke Samsat.
Survei itu dilakukan ke 1.000 responden yang bermukim di pulau Jawa 66 persen, Sumatera 21 persen, Kalimantan 6 persen, Sulawesi 4 persen, Bali 4 persen dan Nusa Tenggara 1 persen. Hasilnya terungkap beberapa fakta menarik, bahwa sebanyak 25 persen responden menggunakan pembayaran digital, karena memberikan pengalaman yang menyenangkan, dan sebanyak 26 persen karena merasa lebih aman, nyaman dan yakin.
Melalui Studi The Next Cashless Society, menunjukkan bahwa konsumen tidak hanya menggunakan satu jenis dompet digital, karena hanya sebanyak 21 persen, sementara 28 persen menggunakan dua jenis dan 47 persen menggunakan tiga jenis atau lebih, dan dompet digital yang paling digunakan adalah OVO dan Gopay.
Penelitian juga mengungkapkan pola kebiasaan masyarakat dalam menggunakan kartu non tunai, terungkap e-money, dan Flazz merupakan kartu yang paling sering digunakan dalam bertransaksi. Di mana sebanyak 47 persen hanya memiliki satu kartu, 30 persen memiliki dua kartu dan 23 persen memiliki tiga atau lebih kartu non tunai.
Penggunaan non tunai ini dimanfaatkan masyarakat, untuk melakukan berbagai transaksi keuangan seperti berbelanja online, membayar tagihan listrik, membayar makanan di restoran, membayar penggunaan alat transportasi, menonton bioskop dan berbagai layanan perbankan digital.
Motivasi Masyarakat Gunakan Pembayaran Digital
Diketahui terdapat tiga segmen motivasi masyarakat memilih alat pembayaran non-tunai, yakni konsumen yang tidak takut akan pembayaran non tunai (reassure), konsumen yang menikmati pembayaran non tunai dan memperkaya hidup (encourage), serta konsumen yang beranggapan bahwa pembayaran non tunai adalah hal baru yang mengikuti perkembangan zaman (inspire).
Dari hasil studi tersebut terlihat bahwa masyarakat Indonesia saat ini, sudah mulai terbiasa dengan pembayaran non tunai dalam kehidupan mereka sehari-hari.
"Dengan berbagai motivasi penggunaan pembayaran non-tunai tersebut, menunjukkan ke depannya jumlah pengguna layanan pembayaran digital akan semakin melesat, dan hal ini harus disiapkan ekosistem yang semakin mumpuni baik dari sisi pemerintah, Infrastruktur dan juga swasta," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan perbankan digital ini didorong kuat oleh Gen Z dan generasi milenial.
Baca SelengkapnyaSelain menggali alasan masyarakat masuk ke pasar kripto, survei Indodax juga mencari tahu preferensi masyarakat akan platform kripto yang mereka percaya.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, metode pembayaran COD juga tetap membutuhkan perhatian agar keamanan dan kenyamanan pembeli dan penjual tetap terjamin.
Baca SelengkapnyaMenurut data Hippindo, transaksi digital seperti QRIS juga dapat meningkatkan jumlah transaksi terhadap para anggotanya.
Baca SelengkapnyaAsosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), dan penyedia teknologi keuangan digital mendorong perkembangan transaksi digital di pusat perbelanjaan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia kini mulai meninggalkan transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM.
Baca SelengkapnyaNilai transaksi digital banking mencapai Rp5.163 triliun.
Baca SelengkapnyaBRI juga telah mengembangkan tracking system pengaduan sehingga nasabah dapat memantau tahapan proses penanganan pengaduan.
Baca SelengkapnyaPerry menuturkan transaksi uang elektronik (UE) meningkat 35,24 persen (yoy), sehingga mencapai Rp92,79 triliun.
Baca Selengkapnya"Transaksi digital sangat krusial dalam industri game, yang mayoritas pembayarannya dilakukan secara digital,"
Baca SelengkapnyaPelaku usaha diharapkan beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Baca SelengkapnyaTransaksi digital banking tercatat 5.666,28 juta transaksi atau tumbuh sebesar 34,43 persen.
Baca Selengkapnya