Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Survei: Properti tetap menarik di tahun politik

Survei: Properti tetap menarik di tahun politik Perumahan. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Tahun 2018 dan 2019 menjadi tahun politik di Indonesia. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak telah digelar, dan tahun depan Indonesia akan memilih pemimpin baru. Pesta demokrasi diyakini berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi dan properti nasional.

Jelang Pilkada digelar, aktivitas politik yang kian intensif dan menghangat dikhawatirkan dapat memengaruhi iklim investasi dan produksi di Indonesia, termasuk di sektor properti. Namun, berdasarkan data Rumah.com Property Index mencatat tidak ada gejolak tren harga properti menjelang Pilkada. Terutama jika berkaca pada dampak Pilkada Banten 2017 dan Pilkada DKI Jakarta 2017 yang sempat memanas.

Country Manager Rumah.com, Marine Novita, mengatakan, data Rumah.com Property Index ini memiliki akurasi yang cukup tinggi untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di Indonesia, karena merupakan hasil analisis dari 400.000 listing properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, dengan lebih dari 17 juta halaman yang dikunjungi setiap bulan dan diakses oleh lebih dari 5,5 juta pencari properti setiap bulannya.

Orang lain juga bertanya?

"Berkaca pada Pilkada DKI Jakarta 2017, di mana situasi cukup memanas dengan adanya demo yang berjilid-jilid, tren harga properti rupanya tetap stabil, baik sebelum dan sesudah Pilkada. Hal ini juga tercermin dalam kondisi properti di Banten jelang dan setelah Pilkada," ujar Marine dikutip dari keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (30/6).

Pilkada DKI Jakarta 2017, yang memenangkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno digelar pada bulan Februari untuk putaran pertama dan April untuk putaran kedua. Sementara itu, Pilkada Banten 2017 yang memenangkan pasangan Wahidin Halim-Andika Hazrumy digelar satu putaran pada Februari.

Data Rumah.com Property Index menunjukkan bahwa tren harga properti DKI Jakarta menunjukkan peningkatan sebesar 2,1 persen dari kuartal keempat (Q4) 2016 (sebelum Pilkada) ke Q1 2017 (periode Pilkada). Sementara itu, pada Q2 2017 mengalami peningkatan sebesar 3,3 persen dibandingkan Q1 2017.

Tren yang sama juga terlihat pada tren harga properti di Banten. Peningkatan sebesar 0,4 persen terjadi pada Q1 2017 dibanding Q4 2016. Sementara pada Q2 2017 terjadi peningkatan sebesar 1,3 persen dibanding Q1 2017.

Menjelang Pilkada 2018, penurunan terlihat terjadi pada kuartal pertama 2018. DKI Jakarta turun sebesar 0,39 persen (quarter-on-quarter) sedangkan Banten turun 1,8 persen. Namun hal ini diyakini bukan akibat Pilkada, melainkan siklus tahunan.

"Secara nasional, tren harga properti di awal tahun mengalami penurunan sebesar 0,85 persen pada kuartal pertama 2018 terhadap kuartal keempat 2017. Namun penurunan ini lebih terkait dengan siklus tahunan yakni Hari Raya Idul Fitri, di mana masyarakat sedang fokus pada pengeluaran untuk menyambut hari raya. Peningkatan diharapkan terjadi pada kuartal kedua 2018," Marine menjelaskan.

Langkah aktif Pemerintah Daerah dalam menjaga gairah industri properti menjadi salah satu faktor yang membuat kepercayaan pelaku industri properti tetap tinggi, seperti yang terjadi di Jawa Tengah. Provinsi ini baru saja menggelar Pilkada pada 27 Juni 2018.

"Di Jawa Tengah, calon pembeli rumah tidak terpengaruh. Politik dan properti justru seperti terpisahkan. Kondisi Pilkada kemarin rapi dan kondusif, begitu juga dengan media sosial, sehingga tidak memberi pengaruh terhadap properti baik pasar bawah sampai atas," ujar Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah, Prijanto.

"Jelang Pilpres, Pemda justru mendukung atau memberi kemudahan bagi masyarakat untuk bisa memiliki rumah sehingga kondisi pasar properti meningkat, baik dari sisi Undang-Undang, keuangan, dan lain-lain. Mendekati Pilpres, nampaknya makin terlihat peluang bagi masyarakat membeli rumah," ia menjelaskan.

Terlepas dari kondisi eksternal pasar properti, masih banyak kebutuhan rumah untuk tempat tinggal yang belum terpenuhi. Hal ini mengakibatkan permintaan bersifat inelastis karena kebutuhan tetap tinggi. Hal lain yang menjaga minat pasar terhadap properti adalah pembangunan infrastruktur yang masif. Jawa Tengah, misalnya, tengah bergairah akibat dibangunnya tol Semarang-Solo. Bertentangan dengan tren nasional, tren harga properti di Jawa Tengah pada Q1 2018 justru mengalami peningkatan sebesar 0,6 persen dibanding kuartal sebelumnya.

Optimisme senada juga disuarakan oleh Ie Rina, General Manager Marketing Taruma City, properti yang dikembangkan oleh Agung Podomoro Land (APL) di Karawang, Jawa Barat. Sebelumnya, Rina juga menangani empat proyek APL di Jakarta dalam 16 tahun terakhir.

"Kita (properti) tidak pernah terpengaruh oleh situasi politik. Investasi juga tidak terpengaruh. Jelang Pilpres tahun depan juga tidak terlihat indikasi (berdampak negatif terhadap properti). Khusus untuk di Karawang, ini karena prospek kotanya yang sangat bagus," ujar Rina.

"Saat ini, Karawang adalah tempat yang paling bagus untuk berinvestasi. Kotanya punya potensi luar biasa tapi banyak yang belum dikembangkan. Margin investasi masih besar, jadi ini menutup rasa khawatir para investor pada tahun-tahun politik ini," katanya. (mdk/idr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Penjualan Rumah Mewah Meningkat
FOTO: Penjualan Rumah Mewah Meningkat

Kontribusi industri properti terhadap PDB pada triwulan kedua 2023 tercatat sebesar 9,43 persen untuk sektor konstruksi & 2,40 persen untuk sektor real estate.

Baca Selengkapnya
Insentif Pajak Dongkrak Pembelian Properti, Kenaikan Suku Bunga Geser Tren KPR
Insentif Pajak Dongkrak Pembelian Properti, Kenaikan Suku Bunga Geser Tren KPR

Di akhir 2023, penambahan inventori baru pada proyek perumahan naik hingga dua kali lipat, sementara permintaan akan rumah baru juga naik hingga 27 persen.

Baca Selengkapnya
Laporan Terbaru: 55 Persen Pembeli Rumah Didominasi Milenial, Harga Dibeli Rp200 Juta Hingga Rp600 Juta
Laporan Terbaru: 55 Persen Pembeli Rumah Didominasi Milenial, Harga Dibeli Rp200 Juta Hingga Rp600 Juta

Hal ini menegaskan peran penting generasi muda dalam menggerakkan pasar properti, terutama di tengah dinamika seperti pergeseran minat ke wilayah berkembang.

Baca Selengkapnya
Harga Relatif Stagnan, Rumah Bekas di Jakarta Ternyata Masih Banyak Peminatnya
Harga Relatif Stagnan, Rumah Bekas di Jakarta Ternyata Masih Banyak Peminatnya

Pencari properti di Jakarta umumnya berasal dari kelompok usia 25-34 tahun.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Lanjutkan Insentif Pajak Pembelian Rumah, Sektor Properti Diprediksi Tumbuh 10 Persen di 2024
Pemerintah Lanjutkan Insentif Pajak Pembelian Rumah, Sektor Properti Diprediksi Tumbuh 10 Persen di 2024

Berbagai kemudahan tersebut juga semakin memperkuat stimulus yang sebelumnya diberikan pemerintah seperti Down Payment nol persen.

Baca Selengkapnya
Survei BI: Penjualan Properti di Akhir Tahun 2023 Meningkat
Survei BI: Penjualan Properti di Akhir Tahun 2023 Meningkat

Penjualan properti residensial triwulan IV-2023 tercatat meningkat 3,37 persen (yoy).

Baca Selengkapnya
Riset: Harga Rumah Catatkan Kenaikan Tertinggi Sejak Pandemi Covid-19
Riset: Harga Rumah Catatkan Kenaikan Tertinggi Sejak Pandemi Covid-19

Kenaikan didorong oleh rumah dengan ukuran besar atau tipe 70 dengan harga berkisar Rp500 juta-Rp1 miliar.

Baca Selengkapnya
Rumah Seharga Rp1 Miliar Makin Banyak Diminati Masyarakat
Rumah Seharga Rp1 Miliar Makin Banyak Diminati Masyarakat

Rata-rata penyerapan untuk setiap perumahan adalah 13,6 unit per bulan.

Baca Selengkapnya
Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Diproyeksi 5,60 Persen
Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Diproyeksi 5,60 Persen

Meningkatnya investasi sejalan dengan masih berlangsungnya pembangunan proyek strategis multitahun Pemerintah.

Baca Selengkapnya
Realisasi Investasi Jakarta Capai Rp166,7 Triliun, Heru Budi: Terima Kasih Pengusaha
Realisasi Investasi Jakarta Capai Rp166,7 Triliun, Heru Budi: Terima Kasih Pengusaha

Heru bilang, realisasi investasi di Jakarta mencapai Rp 166,7 triliun di sepanjang 2023

Baca Selengkapnya
Pasca Pandemi, Pasar Properti Mulai Menggeliat Sejak Januari 2023
Pasca Pandemi, Pasar Properti Mulai Menggeliat Sejak Januari 2023

Stabilitas kondisi makro ekonomi Indonesia pascapandemi Covid-19, diyakini memicu pertumbuhan signifikan pasar properti di dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Sektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen
Sektor Properti Pulih dari Pandemi, KPR Bank BTN Tumbuh 12,66 Persen

Alhasil, pemulihan ekonomi telah menunjukkan perbaikan yang signifikan ke arah yang lebih baik

Baca Selengkapnya