TEI 2017 raup transaksi Rp 18,1 triliun, naik 31 persen dari tahun lalu

Merdeka.com - Nilai transaksi pada Trade Expo Indonesia (TEI) 2017 mencapai USD 1,344 miliar atau setara Rp 18,1 triliun. Angka ini melampaui target yang ditetapkan pemerintah USD 1,1 miliar.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan total transaksi yang mencapai USD 1,344 miliar tersebut, jika dibandingkan dengan perolehan transaksi pada TEI 2016 yang sebesar USD 1,02 miliar itu mengalami kenaikan 31,3 persen.
"Total transaksi hingga hari ini, USD 1,344 miliar, naik 31,3 persen jika dibandingkan total tahun lalu," ujar Enggartiasto dikutip Antara, Rabu (18/10).
Dia menegaskan, kenaikan total transaksi tersebut tidak lepas dari upaya pemerintah untuk mendatangkan pembeli potensial khususnya yang berasal dari negara tujuan ekspor nontradisional.
Tercatat, pada penutupan penyelenggaraan TEI 2017 tersebut telah didatangi sebanyak 22.088 pengunjung dari 113 negara. Pembeli potensial yang datang dari negara nontradisional antara lain berasal dari kawasan Afrika, Eurasia, Timur Tengah, Asia Selatan, hingga Amerika Selatan.
"Sudah mulai terlihat (upaya pembukaan pasar eskpor ke negara-negara nontradisional) pada TEI 2017," katanya.
Selain itu, upaya pemerintah untuk melakukan diversifikasi produk ekspor juga mulai terlihat dari produk-produk yang diminati pembeli pada pameran tahunan tersebut. Beberapa produk tersebut antara lain batu bara, kopi, minuman, otomotif dan komponennya, CPO, makanan olahan, produk elektronik dan listrik, produk pertanian, minyak esensial, dan kosmetik.
Dari sisi hubungan bisnis jangka panjang, sedikitnya telah terlaksana penandatanganan 35 MoU yang berasal dari 17 negara. Total kesepakatan tersebut senilai USD 228,02 juta atau naik sebesar USD 20 juta jika dibandingkan MoU misi pembelian pada TEI 2016 yang sebesar USD 207,9 juta.
Nilai transaksi tertinggi berdasarkan urutan negara pada misi pembelian TEI 2017, yaitu Arab Saudi, Malaysia, Mesir, Thailand, Australia, India, Brasil, Belgia, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Singapura, Spanyol, Nigeria, Taiwan, dan Belanda.
Selain itu, terdapat pula MoU yang berisi kesepakatan penjualan batu bara kepada buyer yang berasal dari Laos atas upaya KBRI di Vientiane, Laos sebesar 588 juta atau setara dengan Rp 7,82 triliun.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya