Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Terbesar ke-3 di Dunia, Kasus Kusta di Indonesia 12.095 per Tahun

Terbesar ke-3 di Dunia, Kasus Kusta di Indonesia 12.095 per Tahun kusta. ©AFP PHOTO/TAUSEEF MUSTAFA ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa mengatakan sektor kesehatan di Indonesia masih memiliki banyak tantangan dengan berbagai kasus baru. Salah satunya kasus kusta di Indonesia yang ternyata terbesar ke-3 di dunia.

Dalam catatan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), kasus kusta di Indonesia mencapai 12.095 kasus baru per tahun.

"Sektor Kesehatan Indonesia masih banyak tantangan dengan berbagai kasus baru seperti kusta, TB (tuberkulosis) dan malaria," kata Suharso dalam pembukaan Rakorbangpus 2023 di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (6/4).

Orang lain juga bertanya?

Dia pun bercerita beberapa waktu lalu mendapatkan telepon dari istri temannya yang sudah meninggal dunia. Katanya, anak dari kawannya tersebut didiagnosa mengalami kusta.

Mendengar kabar tersebut dia lantas meminta anak buahnya untuk melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Benar saja, hasil diagnosa RSCM menyatakan anak dari temannya tersebut menderita kusta.

"Saya minta Pungkas membawa dan periksa ke RSCM dan dipastikan ini memang kusta," kata dia.

Suharso mengatakan angka reproduksi (rata-rata banyaknya orang yang terinfeksi akibat terpapar dari virus) kusta di Indonesia 12. Artinya dalam jika dalam 1 wilayah ada 1 orang mengalami kusta, maka penyakit yang sama berpotensi menular kepada 144 orang.

"Kalau basic reproductive number-nya d Indonesia ini 12, maka di kecamatan itu kalau ada 12 orang penderita berpotensi 144 orang menderita kusta," kata dia.

Apalagi, anak dari temannya tersebut tinggal hanya beberapa kilometer dari lokasi acara yang digelas Bappenas di Bekasi, Jawa Barat. Kondisi ini pun perlu menjadi perhatian pemerintah.

Sebagai informasi, kusta merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae, yang menyerang kulit dan jaringan saraf perifer serta mata dan selaput yang melapisi bagian dalam hidung. Melansir dari laman Halodoc, orang yang mendapatkan diagnosis dan pengobatan dini, bisa disembuhkan dengan tepat dan mencegah kecacatan.

Kusta pernah ditakuti sebagai sebagai salah satu penyakit yang sangat menular dan dapat menimbulkan masalah yang parah. Namun, sekarang ini diketahui jika penyakit ini tidak mudah menyebar dan pengobatan yang dilakukan dapat sangat efektif untuk mengatasinya. Akan tetapi, kerusakan saraf dapat menyebabkan kelumpuhan dan buta jika seseorang tidak mendapat pengobatan.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jumlah Penderita Kusta Masih Tinggi, Ketahui Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Dampaknya
Jumlah Penderita Kusta Masih Tinggi, Ketahui Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Dampaknya

Indonesia masih menduduki peringkat ketiga negara dengan beban kusta tertinggi, pencegahan dini bisa membantu mencegahnya memburuk.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kemenkes Sebut Pasien ISPA 200.000 per Agustus, Tegaskan Tak Sepenuhnya Salah Polusi
VIDEO: Kemenkes Sebut Pasien ISPA 200.000 per Agustus, Tegaskan Tak Sepenuhnya Salah Polusi

Penyakit Infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA tengah menjadi ancaman di Indonesia, khususnya warga sekitar Jakarta.

Baca Selengkapnya
Aduh, Inflasi Biaya Medis di Indonesia Lebih Tinggi dari Inflasi Bahan Pokok
Aduh, Inflasi Biaya Medis di Indonesia Lebih Tinggi dari Inflasi Bahan Pokok

Biaya kesehatan di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Tingginya Angka Kematian Akibat Stroke hingga Jantung
Jokowi Ungkap Tingginya Angka Kematian Akibat Stroke hingga Jantung

Pemerintah telah mengirimkan alat-alat laboratorium di Puskesmas untuk mengatasi penyakit-penyakit tersebut.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Catat Kasus ISPA Meningkat Pada 2023
Dinkes DKI Catat Kasus ISPA Meningkat Pada 2023

Ratusan ribu anak tercatat menderita ISPA hingga Juli 2023.

Baca Selengkapnya
Polusi Udara Memburuk, 9.709 Warga Jakarta Barat Terserang ISPA
Polusi Udara Memburuk, 9.709 Warga Jakarta Barat Terserang ISPA

Data Indeks Kualitas Udara (AQI) Air, DKI Jakarta menempati posisi teratas daftar kota dengan tingkat polusi terburuk pada Senin, 7 Agustus 2023.

Baca Selengkapnya
Bukan Kanker, Jokowi Ungkap Tingkat Kematian Dua Penyakit di Indonesia Ini Tembus 300 Ribu Per Tahun
Bukan Kanker, Jokowi Ungkap Tingkat Kematian Dua Penyakit di Indonesia Ini Tembus 300 Ribu Per Tahun

Selain menyoroti angka kematian tinggi akibat penyakit tidak menular, Jokowi menekankan pentingnya pencegahan stunting atau gizi buruk.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Kasus Malaria di Indonesia Menurun
Kemenkes Sebut Kasus Malaria di Indonesia Menurun

Namun, hingga saat ini Indonesia masih menempati posisi kedua kasus malaria tertinggi di Asia setelah India.

Baca Selengkapnya
Biaya Pengobatan Penyakit Pernapasan di BPJS Tembus Rp10 Triliun, Menkes Minta Polusi Udara Ditekan
Biaya Pengobatan Penyakit Pernapasan di BPJS Tembus Rp10 Triliun, Menkes Minta Polusi Udara Ditekan

Biaya Pengobatan Penyakit Pernapasan di BPJS Tembus Rp10 Triliun, Menkes Minta Polusi Udara Ditekan

Baca Selengkapnya
FOTO: Data BPJS Ketenagakerjaan Sebut Angka Kecelakaan Kerja di Indonesia Alami Kenaikan Setiap Tahun
FOTO: Data BPJS Ketenagakerjaan Sebut Angka Kecelakaan Kerja di Indonesia Alami Kenaikan Setiap Tahun

Kementerian Tenaga Kerja mengatakan data BPJS Ketenagakerjaan menunjukan kenaikan jumlah angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Baca Selengkapnya
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO

Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Ungkap Data Nasional: 475 Orang Meninggal Akibat DBD
Kemenkes Ungkap Data Nasional: 475 Orang Meninggal Akibat DBD

Kementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.

Baca Selengkapnya