Tol Bali Mandara bakal dilengkapi tempat nongkrong anak muda

Merdeka.com - Di tengah gencarnya masyarakat Bali menolak adanya pembangunan proyek reklamasi Teluk Benoa. Pihak PT Jasa Marga Bali Tol selaku pengelola jalan Tol Bali Mandar yang menghubungkan tiga wilayah di kawasan Teluk Benoa, sudah merancang pembangunan Tempat Pelayanan dan Wisata (TPW).

Rencananya TPW tersebut akan dibangun pada kilometer 3 Jalan Tol yang posisinya ada di tengah-tengah jalur pertemuan dari arah Benoa-Nusa Dua dan arah Tuban-Nusa Dua. Kendati belum didengungkan, namun konsep dan rancangan bentuk bangunan telah disiapkan. Artinya tinggal menunggu izin saja, langsung terlaksana.

"Ketika nanti jadi, sampai dengan masa konsesi berakhir, itu masih miliknya Jasa Marga. Setelah itu, ya jadi milik pemerintah lagi," ucap Direktur Utama PT Jasa Marga Bali Tol, Akhmad Tito Karim, Senin (2/1).

Ditegaskan Tito, Tol di Bali masih menjadi milik pemerintah dan masyarakat. Apalagi hingga saat ini, Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Badung masih memiliki saham dengan angka masing-masing delapan persen.

Tol Bali dibangun tempat Hang out ©2017 Merdeka.com/Istimewa

"Kita minta masyarakat tidak usah resah dan takut. Karena konstruksinya itu persis seperti konstruksi Jalan Tol Bali Mandara yang menggunakan tiang pancang. Kita tidak akan melakukan penimbunan, dan tidak akan merusak lingkungan. Karena ini sudah dipersiapkan saat pembuatan awal jalan tol," tegasnya.

Sementara ini, pembangunan masih berada pada tahap pengurusan izin ke Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). "Jadi prosesnya belum tahu itu kapan. Selain itu, gambar konsep itu baru merupakan rencana kita sendiri, sehingga belum final," ujarnya.

Menurutnya, tempat ini akan diposisikan sebagai tempat bersantai, termasuk di dalamnya disediakan sebuah cafetaria dan minimart. Selain itu, pengunjung juga bisa menyaksikan rimbunnya pohon mangrove, laut, sunset, sunrise, naik dan turun pesawat, kapal pesiar, serta aktivitas para nelayan.

Tol Bali dibangun tempat Hang out ©2017 Merdeka.com/Istimewa

Humas PT JBT, Drajad Hari Suseno mengatakan, nantinya tempat ini diperkirakan menggunakan area seluas 30 ribu meter persegi. Di sini juga dikatakannya akan menampilkan segala potensi seni dan atraksi budaya yang ada di Bali.

"Konsepnya tempat bersantai dan ini pelengkap fasilitas yang dimiliki oleh jalan tol. Kita pastikan tidak akan mengubah fungsi jalan tol sebagai pemecah kemacetan dan penghubung antara Kuta, Sanur, dan Nusa Dua," jelas Drajad.

Di lokasi tersebut rencananya akan disewakan ruang-ruang rapat berskala kecil ataupun menengah. Dengan harapan, para wisatawan bisa menggunakan tempat tersebut sembari menunggu penerbangannya di Bandara I Gusti Ngurah Rai.