Tunggu izin pemerintah, IPC mulai bangun pelabuhan internasional Sorong tahun ini

Merdeka.com - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)/IPC akan membangun pelabuhan internasional di wilayah Indonesia Timur, yaitu Pelabuhan Sorong di Papua. Proyek tersebut bertujuan untuk mendukung program Tol Laut, dan ditargetkan akan dimulai tahun ini dan rampung pada 2019 mendatang.

Direktur Teknik Dan Manajemen Risiko Pelindo II, Dani Rusli mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan hasil kajian proyek pembangunan Pelabuhan Sorong untuk diserahkan kepada Pemerintah Pusat. Adapun hasil kajian tersebut di antaranya mencakup uji kelayakan proyek.

Hasil kajian akan diserahkan dalam waktu dekat dan sudah diperbaiki dari kajian sebelumnya. Dia berharap hasil kajian tersebut akan segera ditindaklanuti oleh pemerintah.

"Arahan pemerintah pusat agar dikaji kembali, dikaitkan dengan perkembangan terbaru. Jadi kita coba lakukan review kembali, studi. Akan kita submit di dalam waktu dekat ke pemerintah," kata Dani dalam acara Media Visit di kantornya, Senin (5/2).

Danil menilai proyek pembangunan Pelabuhan Sorong sudah layak untuk dimulai, namun masih harus menunggu izin dari pemerintah pusat. "Secara prinsip lahan segala macam, proyek desain semua sudah siap. Tinggal nanti kalau pemerintah oke, review kita masuk, rencana induk pelabuhannya itu disesuaikan dan menampung, kita bisa eksekusi proyek," ujarnya.

Akan tetapi, lanjutnya, yang menjadi masalah saat ini adalah di wilayah tersebut terdapat banyak pelabuhan lain yang berukuran kecil.

"(Reviewnya) kan sekarang di sana ada beberapa pelabuhan lain yang relatif sizenya lebih kecil, seperti ada Pelabuhan Sorong kota atau Pelabuhan Arar. Jadi dicek sekali lagi dari sisi throughput, volume, kita bisa jamin ini sustain operasional."

Pelabuhan Sorong direncanakan akan menjadi pelabuhan Internasional di Indonesia Timur. IPC akan menyiapkan belanja modal (Capital Expenditure/Capex) sebanyak Rp 25 triliun untuk proyek tersebut. Pembangunan Tahap I Pelabuhan Sorong diproyeksikan berkapasitas 500,000 TEUs.