Wika Gedung targetkan dana Rp 3 triliun dari IPO
Merdeka.com - Anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (Wika), PT WIKA Gedung menargetkan perolehan dana sebesar Rp 2-3 triliun dari hasil penawaran saham perdana kepada publik (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penawaran saham perdana tersebut dijadwalkan akhir November 2017.
"Saat ini proses IPO memasuki tahap 'bookbuilding' (penawaran awal). Jumlah saham yang akan dilepas kepada investor hingga 40 persen," ujar Direktur Pengembangan Investasi dan Human Capital Wika Gedung, Nur Al Fatah dikutip Antara, Selasa (10/10).
Dia menegaskan rencana pelepasan saham perdana Wika Gedung itu sudah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangna (OJK) dan restu dari pemegang saham yaitu Kementerian BUMN. "Sebesar 70 persen dana dari hasil IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha dan modal kerja perseroan," jelasnya.
-
Apa yang dicapai oleh saham BBRI sejak IPO? Apabila mempertimbangkan stock split dan right issue, sampai dengan saat ini, tercatat saham BBRI telah naik 61,5 kali lipat apabila dibandingkan dengan saat IPO.
-
Kapan BNI pertama kali IPO? Pada 1996 BNI untuk pertama kalinya menawarkan saham perdana kepada masyarakat atau IPO dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
-
Kenapa RS Grha Kedoya mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia? Saat ini, Perseroan telah mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham RSGK, menunjukkan upaya mereka untuk meningkatkan perkembangan dan kontribusi pada dunia kesehatan di Indonesia.
-
Kapan BRI melantai di Bursa Efek Indonesia? Saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan kode BBRI tepat 20 tahun melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 November 2023.
-
Siapa yang mengumumkan realisasi investasi? Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa realisasi investasi tersebut mencapai 129,0 persen dari target Renstra sebesar Rp 1.099,8 triliun.
-
Apa itu Reksa Dana? Investasi ini dinilai cukup mudah, karena Anda bisa menginvestasikan dana yang dimiliki dalam bentuk saham, obligasi dan pasar uang.
Ke depan, lanjutnya, Wika Gedung juga akan mengembangkan bisnis di bidang penyediaan gedung bangunan untuk sejumlah rumah sakit, membangun infrastruktur berbasis transportasi massal dan infrastruktur bandara.
"Proyek baru penyediaan bangunan dan fasilitas di rumah sakit bekerjasama dengan Indonesia Healthcare Corporation (Holding Rumah Sakit milik BUMN) yang mengelola sebanyak 34 rumah sakit BUMN," katanya.
Wika Gedung yang didirikan pada 2008 ini, menargetkan nilai penjualan pada 2018 sebesar Rp 6,8 triliun, naik dari pendapatan 2017 yang diproyeksikan sekitar Rp 4,4 triliun.
Saat yang bersamaan laba bersih 2018 diperkirakan menembus Rp 450 miliar, melonjak dari laba 2017 yang diproyeksikan sekitar Rp 286 miliar. Adapun, kontrak baru 2018 ditargetkan sebesar Rp 8,8 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya yang diperkirakan mencapai sekitar Rp 7 triliun.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cinema XXI akan menawarkan sebanyak-banyaknya 8,33 miliar saham baru, dengan harga penawaran saham berkisar Rp270-Rp288 per saham.
Baca SelengkapnyaDana IPO akan digunakan perseroan untuk setoran modal ke anak usaha.
Baca SelengkapnyaNamun, belum ada mengenai rincian jumlah saham yang akan ditawarkan.
Baca SelengkapnyaUntuk menjadi perusahaan global, Kimia Farma Apotek harus lebih transparan melalui IPO.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, investasi yang sudah masuk dalam pembangunan IKN Nusantara mencapai Rp47,5 triliun.
Baca SelengkapnyaInarno bilang pasar saham domestik sampai dengan 28 Maret 2024 melanjutkan trend penguatan.
Baca SelengkapnyaDari nominal tersebut, salah satunya berasal penggalangan dana dari penawaran saham perdana mencapai Rp4,39 triliun.
Baca SelengkapnyaDitargetkan, akhir tahun 2023, realisasi investasi tembus Rp45 triliun.
Baca SelengkapnyaPenambahan pernyataan modal ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas usaha
Baca SelengkapnyaSebelum dicairkan, Sri Mulyani mengatakan anggaran PMN ketiga BUMN tersebut harus melalui tahapan pendalaman oleh Komisi XI DPR-RI.
Baca SelengkapnyaFase Groundbreaking tahap III ini sendiri rencananya akan berlangsung pada 20-21 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaSampai dengan saat ini telah terdapat 887 perusahaan tercatat di pasar modal Indonesia, dengan 28 perusahaan dalam pipeline atau antrean pencatatan saham.
Baca Selengkapnya