Yenny Wahid: Garuda Indonesia Tidak Boleh Terbitkan Utang Baru

Merdeka.com - Komisaris Independen PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Yenny Wahid menegaskan, bahwa Garuda Indonesia tidak boleh menerbitkan utang yang baru, melainkan dirinya mendukung jika adanya restrukturisasi dan Pembiayaan kembali (Refinancing).
"Tapi intinya bahwa kita mendorong bahwa upaya-upaya korporasi yang perlu dilakukan untuk memastikan kita tidak gagal bayar. Nanti kita lihat, direksi akan melaporkan rencana aksi korporasinya seperti apa dari situ kita lihat, apakah kita setujui atau tidak, dengan tidak boleh ada penerbitan utang baru, karena hubungannya dengan covenant (perjanjian), tapi restrukturisasi, refinancing sebagainya silakan saja itu, tapi tidak menerbitkan utang baru," kata Yenny dalam konferensi pers Direksi dan Komisaris PT Garuda Indonesia, di Gedung Garuda Indonesia, Jakarta, Kamis (27/2).
Nantinya, barulah keputusan akan diputuskan oleh komisaris, dengan mempertimbangkan segala resiko yang diambil oleh pihak direksi dalam menyelesaikan utang-utang Garuda.
Namun, hal itu berbeda dengan yang disampaikan oleh Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, yang menyatakan bahwa pihaknya saat ini tengah menyiapkan sejumlah langkah untuk melunasi utang-utang Garuda, salah satunya melalui utang baru.
Hal itu dia katakan saat melakukan kunjungan ke Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Jumat (24/2). Karena memang pihaknya yakni para direksi Garuda sedang mengupayakan negosiasi dengan mencari utang baru.
Namun, dalam konferensi pers bersama Yenny Wahid dan Komisaris Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Triawan Munaf, Irfan mengatakan bahwa direksinya tetap optimis dengan melakukan diskusi dengan berbagai pihak, terkait utang.
"Soal utang ini, restructure lah, kita semua orang punya credential, capability, untuk melakukan ini. Saya punya keyakinan Pak Fuad, Direktur Keuangan kami, punya kemampuan yang sangat menakjubkan dalam mengelola itu. Yang penting, anda lihat masih terbang gak? Kalau terbang berarti persoalan utang berarti diselesaikan dalam ruangan tutup," ujar Irfan.
Utang Jatuh Tempo
Sementara itu, Yenny mengatakan terkait utang yang jatuh tempo tanggung jawab yang mengumumkan adalah Direksi garuda. Dirinya sebagai Komisaris Independen hanya memberikan arahan, dan mengingatkan batasan-batasan.
"Kalau mau melakukan, tentu harus melakukan memastikan, cashflow pasti akan terhambat kalau semua untuk bayar utang, jadi harus ada sumber pendanaan baru untuk membayar utang, tanpa harus menerbitkan utang baru," ujar Yenny.
Yenny pun menegaskan kembali bahwa masih ada cara lain untuk membayar utang tersebut, yakni dengan restrukturisasi dan refinancing, dengan mengoptimalisasi aset yang ada. "Salah satunya juga, melihat kemungkinan apakah aset-aset yang ada juga bisa digunakan untuk bayar utang, dengan cara likuidasi, tapi belum tahu apa yang akan diambil apa yang akan diproses, dan kami belum meeting untuk memutuskan itu," ujarnya.
Oleh karena itu, dia mengusulkan agar direksi Garuda harus kreatif memikirkan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah utang, tanpa menambah utang baru.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya