Profil
Umar Kayam
Umar Kayam adalah seorang sosiolog, novelis, cerpenis, dan budayawan juga seorang guru besar di Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1988-1997-pensiun). Umar merupakan perintis Universitaria di RRI Nusantara II Yogyakarta yang menyajikan berbagai informasi kegiatan mahasiswa. Ia juga mendirikan majalah minggu dan berbagai kegiatan yang lain, terutama yang terkait dengan kebudayaan.
Ayah Umar, Sastrosoekoso, adalah guru di Hollands Islands School (HIS) yang berharap anaknya kelak dapat menjadi manusia seperti Omar Khayam, seorang sufi, filsuf, ahli perbintangan, ahli matematika, dan pujangga kenamaan asal Persia yang hidup pada abad ke-12. Oleh sebab itu Sastrosoekoso memberi nama anaknya Umar Kayam.
Semasa kecil, Umar sudah akrab dengan dunia membaca. Ia terbiasa dengan bacaan-bacaan dongeng dan pelajaran yang terkait dengan bahasa Belanda. Saat duduk di MULO (setingkat dengan SMP) Umar akrab dengan novel Gone with the Wind dan yang lain. Masuk SMA, bersama teman-temannya saat itu adalah Nugroho Notosusanto dan Daoed Joesoef (keduanya menjadi Menteri Pendidikan) mengelola majalah dinding untuk mengeksplorasi karya-karyanya. Karya Umar yang pertama kali dimuat di majalah di Jakarta adalah cerpen Bunga Anyelir.
Meski sibuk di bidang akademis dan birokrasi, darah seni pria asal Ngawi ini tidak luntur begitu saja. Berbagai cerpen, esai, juga novel telah ditulisnya, seperti Seribu Kunang di Manhattan. Ia juga menghasilkan dua novelet yang dibukukan jadi satu, Bawuk dan Sri Sumarah.
Semasa hidupnya, Umar juga menjadi kolumnis di berbagai media massa. Sebagai kolumnis, Umar dikenal dengan ciri khas tulisannya yang berbau renungan, tetapi tidak mengajak pembacanya berpikir berat. Sementara di bidang perfilman, Umar pernah menulis beberapa skenario film, di antaranya Jalur Penang dan Bulu-Bulu Cendrawasih, yang difilmkan pada 1978. Selain itu, ia pernah memerankan satu pemain dalam film Karmila yang disutradarai oleh Ami Priyono. Ia juga pernah berperan sebagai Pak Bei dalam sinetron Canting (yang diangkat dari novel Arswendo Atmowiloto), serta memerankan sosok Bung Karno dalam film G30S-PKI yang disutradari Arifin C Noor.
Umar Kayam wafat pada 16 Maret 2002 setelah menderita patah tulang paha pangkal kiri.